MALANG – Kota Malang akhir-akhir ini sering dilanda hujan. Air hujan yang selama ini dianggap membawa keberkahan ternyata bisa memicu terjadinya kanker. Mengapa begitu? Mari kita bahas!
Sebuah temuan mengejutkan datang dari lembaga peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) melalui penelitian berbasis citizen science yang melibatkan langsung partisipasi warga Malang pada 7–9 November 2025.
Dalam penelitian tersebut ditemukan partikel fiber, fragmen, dan film plastik di setiap lokasi pengambilan sampel. Lokasi dengan jumlah tertinggi ada di Blimbing, Kota Malang, dengan 95 partikel mikroplastik per liter air hujan.
Sementara itu, di Sudimoro ditemukan 8 partikel mikroplastik, Gadang 19 partikel mikroplastik, Merjosari 30 partikel mikroplastik, dan Singosari 32 partikel mikroplastik.
Oleh karena itu, berdasarkan penemuan tersebut, ECOTON melalui unggahan akun Instagram @ecoton.id pada Rabu (12/11/2025) mengimbau Pemkot Malang untuk menindaklanjuti dengan beberapa kebijakan dan tuntutan sebagai berikut:
Baca Juga: Kementerian PU Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Musim Hujan dan Nataru 2025/2026
-
Melarang pembakaran terbuka sampah plastik. Pembakaran sampah di permukiman padat penduduk menjadi salah satu sumber utama partikel mikroplastik di atmosfer.
-
Mengurangi plastik sekali pakai dan memperkuat peraturan pembatasan plastik. Dominasi jenis mikroplastik fiber dan film dalam air hujan menunjukkan kontribusi besar dari kemasan dan plastik sekali pakai.
-
Mengembangkan penelitian dan pemantauan berkala mengenai mikroplastik pada air hujan. Upaya ini dapat melibatkan universitas, lembaga penelitian, dan komunitas masyarakat.
-
Mengintegrasikan isu mikroplastik ke dalam kebijakan kesehatan masyarakat. Hal ini mencakup penelitian hubungan antara paparan mikroplastik udara dengan kasus asma, bronkitis kronis, dan gangguan endokrin di wilayah padat pembakaran sampah, serta memasukkan parameter mikroplastik dan bahan kimia plastik dalam kajian risiko kesehatan lingkungan (EHRA) dan pengujian kualitas air minum.
Mikroplastik Air Hujan: Berasal dari Asap Pembakaran Sampah
Mikroplastik yang terdistribusi ke atmosfer dan mengalami deposisi basah (wet deposition) melalui air hujan diakibatkan oleh dua sumber utama, yakni emisi pembakaran sampah plastik dan fragmentasi sampah plastik yang terakumulasi secara terbuka.
Temuan ini menjadi fenomena terbentuknya siklus plastik atmosferik, di mana partikel plastik yang berasal dari pembakaran sampah mengalami kondensasi dan kembali ke permukaan bumi bersama hujan.
Partikel mikroplastik yang turun bersama air hujan bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga membuka jalur paparan baru bagi manusia melalui udara yang dihirup, air yang diminum, dan tanah yang digunakan untuk bercocok tanam.

Baca Juga: Tertutup Kabut, Cewek Ini Perlihatkan Suasana Jakarta Saat Hujan Deras dari Atas Gedung Kantornya















