infomalang.com/ – DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan menjadi gagasan yang tengah diperbincangkan publik. Usulan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali angkutan kota (angkot) yang selama beberapa tahun terakhir seolah mati suri. Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Siraduhitta, menegaskan bahwa penggunaan angkot untuk pelajar dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.
Menurutnya, orang tua tidak perlu lagi mengantar anak menggunakan sepeda motor atau mobil. Pelajar cukup naik angkot sehingga perjalanan lebih efisien. Dengan begitu, arus lalu lintas lebih lancar dan tingkat kemacetan di pusat kota berkurang. Usulan ini menunjukkan komitmen bahwa DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan bukan sekadar wacana, melainkan solusi nyata.
Belajar dari Kota Batu
Kota Batu menjadi salah satu contoh yang sukses memanfaatkan angkot sebagai transportasi sekolah. Sebanyak 65 armada disediakan khusus untuk pelajar dan beroperasi gratis sepanjang tahun. Keberadaan layanan ini membuat siswa tidak kesulitan mencari transportasi ke sekolah.
Di Malang, pemerintah sudah memiliki bus Halokes untuk layanan serupa. Namun, Amithya menilai, angkot lebih unggul karena bisa menjangkau jalan kecil dan kawasan perumahan. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan patut diwujudkan. Dengan cakupan yang lebih luas, mobilitas pelajar akan semakin terjamin.
Dampak Ekonomi bagi Sopir Angkot
Selain mengurangi kemacetan, usulan ini juga membawa manfaat ekonomi. Dengan adanya skema khusus, sopir angkot akan mendapatkan pendapatan tetap. Selama ini, mereka bergantung pada jumlah penumpang harian yang terus menurun akibat persaingan dengan transportasi online.
Melalui program ini, sopir tidak hanya terbantu secara finansial, tetapi juga bisa terus mengoperasikan kendaraannya tanpa takut kehilangan penghasilan. Komitmen bahwa DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan memberi jaminan keberlangsungan bagi para sopir sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.
Baca Juga:4 Poin DPRD Malang Dorong Pemutusan Pasar Blimbing
Dishub Malang Siapkan Skema Buy The Service
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyatakan pihaknya tengah menyiapkan konsep integrasi angkot dengan transportasi lain. Salah satunya melalui skema Buy The Service (BTS) yang memungkinkan angkot berfungsi sebagai feeder Bus Trans Jatim.
Menurut Widjaja, rute Trans Jatim akan ditetapkan terlebih dahulu sebelum angkot dirancang untuk melayani kawasan penyangga. Dengan begitu, sistem transportasi di Malang lebih teratur dan saling melengkapi. Konsep ini memperkuat gagasan bahwa DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan memiliki dasar implementasi yang jelas.
Transportasi Publik Ramah Lingkungan
Selain faktor sosial dan ekonomi, pemanfaatan angkot sebagai angkutan sekolah juga sejalan dengan agenda lingkungan. Dengan berkurangnya kendaraan pribadi, konsumsi bahan bakar dapat ditekan. Hal ini berdampak positif pada penurunan emisi karbon.
Pakar transportasi menilai, jika usulan ini berjalan, Kota Malang bisa menjadi contoh kota yang mengedepankan transportasi publik ramah lingkungan. Dengan begitu, DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan tidak hanya menyelesaikan masalah lalu lintas, tetapi juga mendukung program pengurangan emisi.
Tantangan Implementasi di Lapangan
Meski dinilai positif, tantangan tetap ada. Mulai dari pembiayaan, sistem manajemen, hingga pengawasan operasional sopir. Jika tidak dikelola dengan baik, program ini berisiko tidak berjalan optimal. Oleh karena itu, perlu sinergi kuat antara DPRD, pemerintah, dan masyarakat.
Amithya menekankan bahwa keberhasilan program ini akan bergantung pada regulasi dan dukungan semua pihak. Jika semua terlibat aktif, maka tujuan bahwa DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan dapat benar-benar terealisasi dengan baik.
Manfaat Bagi Pelajar dan Orang Tua
Bagi pelajar, kehadiran angkot sekolah membuat perjalanan lebih aman dan terjamin. Orang tua pun tidak perlu khawatir atau terbebani mengantar anak setiap hari. Biaya transportasi juga lebih hemat karena angkot sekolah bisa digratiskan atau diberi subsidi.
Hal ini memperlihatkan bahwa kebijakan DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Dengan akses transportasi yang mudah, siswa dapat lebih fokus belajar tanpa memikirkan kendala perjalanan.
Malang Berpeluang Jadi Percontohan Nasional
Jika usulan ini sukses, Malang berpotensi menjadi contoh nasional dalam pemanfaatan angkot untuk pendidikan. Kota lain dapat meniru konsep serupa agar transportasi publik tetap hidup. Tidak hanya itu, program ini juga akan memperbaiki citra angkot sebagai moda transportasi yang modern dan bermanfaat.
Dengan strategi yang matang, DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan bisa membawa perubahan besar. Bukan hanya mengurai kemacetan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warga, khususnya para pelajar dan sopir angkot.
Usulan DPRD Malang Ingin Angkot Dimanfaatkan sebagai Transportasi Pendidikan menghadirkan banyak manfaat mulai dari sosial, ekonomi, hingga lingkungan. Dengan dukungan eksekutif, legislatif, dan masyarakat, program ini bisa menjadi langkah penting menuju sistem transportasi publik yang lebih baik.
Jika benar-benar dijalankan, angkot yang sempat terpinggirkan akan kembali menjadi primadona. Kota Malang pun akan dikenal sebagai daerah yang peduli pada pendidikan, kesejahteraan sopir, serta kelestarian lingkungan. Pada akhirnya, gagasan ini bukan sekadar wacana, melainkan jalan menuju masa depan transportasi yang inklusif.
Baca Juga:Kenaikan Gaji ASN Masih Wacana, Istana Tegaskan Belum Ada Kepastian















