Infomalang – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, turun tangan langsung ke Jawa Timur untuk merespons keresahan publik mengenai dugaan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang tidak sesuai standar.
Setelah memimpin inspeksi mendadak (sidak) ke SPBU 26 Pertamina Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Bahlil secara resmi menegaskan bahwa Pertalite yang dijual di wilayah Malang aman dan sepenuhnya sesuai dengan standar mutu nasional yang berlaku.
Klarifikasi langsung dari menteri ini disambut baik oleh masyarakat di tengah maraknya laporan keluhan mengenai gangguan mesin kendaraan setelah mengisi BBM. Dalam sidak tersebut, Bahlil tidak sendiri.
Ia didampingi oleh tim teknis profesional dari Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas). Tim Lemigas melakukan pengambilan sampel bahan bakar langsung di lokasi untuk diuji secara cepat di tempat. Hasil pengujian cepat tersebut menjadi landasan utama bagi pernyataan resmi pemerintah.
“Berdasarkan hasil sampel yang ada, kualitas minyaknya (Pertalite) dinyatakan sesuai standar dan baik untuk digunakan. Kami ingin memastikan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan,” ungkap Bahlil Lahadalia setelah menyaksikan secara langsung proses pengujian sampel yang dilakukan oleh tim Lemigas.
Verifikasi Objektif di Lapangan: Pengujian Lemigas
Kunjungan dan sidak yang dilakukan Bahlil di Malang merupakan bagian dari rangkaian upaya pemerintah untuk menindaklanjuti secara serius laporan-laporan dari konsumen di Jawa Timur.
Tim Lemigas yang menyertai menteri melakukan serangkaian pengujian teknis yang ketat di lokasi SPBU Asrikaton.
Pengujian tersebut meliputi:
- Uji Visual: Memeriksa warna, kejernihan, dan tampilan fisik bahan bakar untuk mendeteksi adanya kontaminan.
- Uji Pasta Air: Menggunakan pasta khusus untuk mendeteksi keberadaan kandungan air dalam tangki timbun atau nozzle dispenser.
- Pengambilan Sampel: Sampel Pertalite diambil untuk dibandingkan langsung dengan spesifikasi standar mutu nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian ESDM.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, yang juga turut mendampingi, menambahkan bahwa hasil uji pasta air dan uji visual di Malang menunjukkan kondisi BBM dalam keadaan baik, tanpa adanya temuan air atau bahan pencampur lain yang dapat menurunkan kualitas.
“Uji di SPBU Asrikaton, dan juga yang telah kami lakukan di Gresik serta Surabaya, sejauh ini tidak ada temuan pelanggaran yang berkaitan dengan mutu bahan bakar di lokasi-lokasi tersebut. Pengawasan kualitas BBM dilakukan secara berkala dan ketat di seluruh SPBU agar masyarakat mendapatkan bahan bakar dengan mutu terbaik,” tegas Laode Sulaeman.
Baca Juga: Buntut Keracunan MBG di MTs Al Khalifah, Polisi Kirim Sampel Makanan ke Laboratorium Forensik
Respon Pemerintah terhadap Ratusan Laporan Konsumen
Isu kualitas Pertalite mencuat setelah sejumlah konsumen di Jawa Timur melaporkan adanya gangguan pada mesin kendaraan mereka pasca pengisian BBM.
Berdasarkan data Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus per Rabu (29/10/2025), total terdapat 162 laporan masyarakat yang masuk. Rinciannya, 155 laporan melibatkan sepeda motor dan 7 laporan melibatkan kendaraan roda empat.
Bahlil menjelaskan bahwa meskipun hasil uji cepat di beberapa titik menunjukkan kualitas BBM aman, pemerintah memandang laporan yang masuk sebagai perhatian serius yang harus ditangani secara tuntas.
“Kami memahami keresahan masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian ESDM bersama Lemigas segera menurunkan tim teknis ke sejumlah SPBU yang dilaporkan bermasalah, termasuk di wilayah Surabaya, Gresik, Lamongan, dan tentu saja Malang. Kami memastikan semua laporan akan diverifikasi dengan metode pengujian resmi agar hasilnya objektif dan bisa dipertanggungjawabkan kepada publik,” ujar Bahlil.
Verifikasi ini, kata Bahlil, bertujuan untuk memastikan tidak ada masalah dalam rantai pasok atau proses penanganan di tingkat SPBU yang dapat memengaruhi mutu akhir BBM yang diterima konsumen.
Ancaman Sanksi Tegas dan Komitmen Pertamina Patra Niaga
Selain memberikan klarifikasi dan jaminan kualitas, Bahlil Lahadalia juga memberikan peringatan keras. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu memberikan sanksi tegas jika ditemukan pelanggaran dalam proses penyaluran BBM.
Pernyataan ini bertujuan untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap kualitas BBM nasional.
“Jika itu benar ada pelanggaran dan terbukti dilakukan oleh pihak mana pun, termasuk internal Pertamina atau pengelola SPBU, pemerintah tidak segan-segan memberikan sanksi tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” tegas Bahlil. Sanksi tersebut bisa berupa denda, pembekuan izin operasi, hingga pemutusan kerja sama.
Menyambut komitmen pemerintah, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyatakan bahwa hasil laboratorium internal mereka menunjukkan produk Pertalite yang berasal dari Terminal BBM Tuban dan Surabaya telah memenuhi standar mutu.
Namun, Pertamina tetap akan melanjutkan investigasi mendalam di tingkat SPBU untuk memastikan tidak ada gangguan dalam rantai distribusi, seperti kontaminasi di tangki timbun atau pipa penyalur.
Mars Ega juga menegaskan bahwa Pertamina siap menindaklanjuti setiap laporan masyarakat dengan cepat dan bertanggung jawab.
Ia mengimbau bagi masyarakat yang ingin menyampaikan laporan agar langsung menghubungi SPBU tempat pembelian terakhir atau melalui Pertamina Contact Center 135.
Dengan adanya klarifikasi, sidak langsung, dan hasil uji lapangan yang disampaikan oleh Menteri Bahlil, diharapkan masyarakat dapat lebih tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum terverifikasi.
Pemerintah bersama Pertamina terus berkoordinasi untuk menjaga mutu BBM dan memastikan pelayanan tetap optimal bagi seluruh pengguna kendaraan bermotor, menjadikan isu kualitas Pertalite di Malang dan Jawa Timur sebagai prioritas pengawasan nasional.
Baca Juga: Warga Dapat Karcis Fotokopian Saat Parkir di Jobfair Pemkot Malang, Netizen: ‘Jukir Liarnya Keren!















