Breaking

Bioetanol Jadi Harapan Baru, Indonesia Pertimbangkan Kewajiban Campuran di BBM

infomalang.com/ – Indonesia terus menunjukkan komitmennya menuju transisi energi bersih. Dalam upaya mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor bahan bakar, pemerintah kini tengah mempertimbangkan kebijakan Bioetanol jadi Harapan Baru sebagai bagian dari strategi nasional energi berkelanjutan.

Langkah ini dinilai menjadi terobosan penting dalam memperkuat kemandirian energi nasional. Pemerintah berencana menetapkan kadar wajib campuran bioetanol sebesar 10% pada setiap liter bensin yang dijual di dalam negeri.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui rencana tersebut. Ia menegaskan, kebijakan Bioetanol jadi Harapan Baru ini diharapkan dapat menekan impor bensin yang saat ini mencapai sekitar 60% dari kebutuhan nasional.

Baca Juga:Kepala Sekolah Tampar Siswa di Banten, 630 Murid SMAN 1 Cimarga Gelar Aksi Mogok

Potensi dan Tantangan Produksi Bioetanol Nasional

Pemerintah menilai bioetanol yang bersumber dari tebu dan minyak sawit memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Namun, pelaksanaan program Bioetanol jadi Harapan Baru masih menghadapi kendala pasokan bahan baku dan kapasitas produksi dalam negeri.

Menurut data dari Asosiasi Produsen Spiritus dan Etanol Indonesia (Apsendo), kapasitas produksi bioetanol pada 2024 mencapai 303.325 kiloliter per tahun. Namun, hasil aktualnya baru sekitar 160.946 kiloliter, dengan impor tambahan 11.829 kiloliter.

Sementara itu, permintaan dalam negeri tahun lalu tercatat 125.937 kiloliter, sedangkan ekspor mencapai 46.839 kiloliter. Data ini menunjukkan bahwa ketersediaan bahan baku masih perlu diperkuat agar kebijakan Bioetanol jadi Harapan Baru dapat berjalan efektif.

Dukungan Pertamina dan Sektor Energi

Direktur Utama Pertamina Energi Baru Terbarukan (EBT), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan kesiapan perusahaannya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini. Menurutnya, Pertamina akan memastikan distribusi bioetanol berjalan lancar, sembari memperluas kapasitas produksi dan memperkuat infrastruktur pendukung.

Dalam pernyataan resmi, Pertamina juga menambahkan bahwa selain mempercepat pengembangan bioetanol, perusahaan sedang meningkatkan produksi minyak hulu dan memperluas kapasitas kilang Balikpapan. Kilang tersebut ditargetkan beroperasi penuh pada November mendatang untuk membantu menekan impor bahan bakar.

Menuju Swasembada Energi dan Ekonomi Hijau

Kebijakan Bioetanol jadi Harapan Baru sejalan dengan agenda nasional dalam memperkuat ekonomi hijau dan mengurangi emisi karbon dioksida. Indonesia yang termasuk penghasil tebu dan kelapa sawit terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk menjadikan bioetanol sebagai sumber energi masa depan.

Namun, beberapa tantangan tetap harus diatasi. Pasokan bahan baku etanol masih belum stabil karena produksi tebu dan sawit yang bergantung pada musim. Selain itu, dibutuhkan investasi besar untuk membangun infrastruktur pendukung seperti pabrik penyulingan dan sistem distribusi bioetanol.

Para pengamat energi menilai, jika Bioetanol jadi Harapan Baru berhasil diterapkan, Indonesia bisa menghemat miliaran dolar per tahun dari pengurangan impor bahan bakar. Selain itu, kebijakan ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan energi terbarukan.

Harapan Menuju Masa Depan Energi Berkelanjutan

Dalam jangka panjang, penggunaan bioetanol diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendukung target penurunan emisi hingga 31,8% pada 2030 sebagaimana tercantum dalam komitmen Nationally Determined Contribution (NDC).

Lebih jauh lagi, pemerintah juga berencana menggandeng sektor swasta dan investor asing untuk mempercepat produksi bioetanol domestik. Kerja sama ini dianggap penting untuk memastikan keberlanjutan program Bioetanol jadi Harapan Baru yang berorientasi pada kemandirian energi nasional.

Dengan dukungan kebijakan yang kuat, potensi alam yang besar, serta kesadaran global terhadap energi bersih, Indonesia diyakini berada di jalur yang tepat untuk memperkuat posisi sebagai negara berdaya saing tinggi dalam industri energi hijau.

Pemerintah berharap, dengan implementasi yang matang dan dukungan lintas sektor, Bioetanol jadi Harapan Baru bukan hanya menjadi wacana, melainkan solusi konkret dalam membangun masa depan energi yang mandiri dan berkelanjutan bagi Indonesia. Langkah ini juga diharapkan memperkuat ekonomi daerah penghasil tebu dan sawit, membuka peluang kerja baru, serta memperkokoh peran Indonesia di pasar energi global yang kini semakin kompetitif dan berorientasi pada inovasi berkelanjutan.

Baca Juga:Kasus Pencemaran Cesium 137 di Kebun Cengkeh Lampung Satgas Lingkungan Langsung Bongkar