Breaking

Debat Perdana Pilwali Malang: Paslon Saling Tanggapi Program Pembangunan Kota

Debat terbuka perdana Pemilihan Walikota (Pilwali) Malang berlangsung dengan pertanyaan-pertanyaan krusial terkait visi dan program pembangunan Kota Malang. Dalam debat tersebut, pasangan calon (paslon) nomor urut 1 atau WALI, Wahyu Hidayat – Ali Muthohirin, diberikan pertanyaan tentang cara mereka memanfaatkan potensi Kota Malang melalui kolaborasi berbagai sektor.

Program Kolaborasi untuk Kemajuan Kota Malang

Menanggapi pertanyaan itu, Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa selama menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang, ia telah mengimplementasikan konsep kolaborasi pentahelix. Pentahelix melibatkan berbagai pihak, seperti perguruan tinggi, sektor swasta, dan media, untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Kota Malang. “Kami sudah melaksanakan, kami selalu menggandeng perguruan tinggi, swasta, dan beberapa hal termasuk media,” jelas Wahyu Hidayat. Menurutnya, hasil dari kolaborasi ini cukup signifikan, dengan pertumbuhan ekonomi Kota Malang mencapai angka tertinggi dalam 25 tahun terakhir.

Baca juga:

Warga Malang Tewas Tertembak Saat Berburu di Blitar, Polisi Selidiki Kasus

Kritik dari Paslon HC-Ganis: Kota Malang Belum Ramah Bisnis

Pasangan calon nomor urut dua, Heri Cahyono dan Ganisa Pratiwi Rumpoko (HC-Ganis), menanggapi pernyataan Wahyu dengan kritikan terhadap iklim bisnis di Kota Malang. Menurut Heri Cahyono, Kota Malang belum ramah bagi para pengusaha dan memerlukan pembenahan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih mendukung. “Mohon maaf Pak Wahyu, di Malang itu tidak bisnis friendly, saya orang usaha,” ujar Heri. Ia juga menyebutkan bahwa para pelaku usaha kesulitan memahami potensi investasi di Kota Malang karena kurangnya peta investasi yang jelas.

Tanggapan Paslon ABADI: Dampak Program Wahyu Dinilai Minim

Pasangan calon nomor urut tiga, Moch Anton dan Dimyati Ayatullah (ABADI), juga memberikan tanggapan terhadap program-program Wahyu selama menjabat sebagai Pj Wali Kota. Menurut Moch Anton, tidak terlihat perubahan signifikan selama Wahyu memimpin Kota Malang, dan banyak warga yang merasa kecewa dengan minimnya perkembangan. “Saya melihat Pak Wahyu sebagai Pj tidak ada perubahan. Tidak semakin baik, banyak masyarakat menyesalkan,” kata Anton. Wahyu Hidayat pun menanggapi kritik ini dengan data, menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Kota Malang berhasil turun drastis selama ia menjabat.

Klarifikasi dan Jawaban dari Wahyu Hidayat

Sebagai respons, Wahyu Hidayat mengungkapkan bahwa ia telah menerima penghargaan atas pencapaian yang diraihnya selama memimpin. Ia juga menyebutkan bahwa pandangan warga di lapangan berbeda dengan kritik dari paslon lainnya. “Kami sampaikan, kami memberikan data. Kemiskinan turun drastis, kami menjawab dengan penghargaan sebagai bukti,” ungkap Wahyu. Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus terjun ke lapangan untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat dan mewujudkan program-program yang relevan.

Baca juga:

Khofifah Indar Parawansa Dorong Literasi Digital bagi Pedagang Pasar Blimbing Kota Malang