BANTUR – Proyek rehabilitasi jalan yang menghubungkan Gondanglegi hingga Balekambang di Kabupaten Malang terus menunjukkan kemajuan signifikan.
Pekerjaan yang dimulai sejak Oktober 2024 ini kini telah menyentuh angka 30 persen secara keseluruhan. Meskipun menghadapi tantangan teknis dan non-teknis, pihak pelaksana tetap yakin proyek strategis ini akan selesai sesuai target.
Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis dapat menyelesaikan pekerjaan ini tepat waktu. Keyakinan ini didasarkan pada progres yang stabil dan koordinasi yang baik.
Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis dapat menghadirkan infrastruktur yang lebih baik bagi masyarakat.
Progres Signifikan dan Target Ambisius
Pekerjaan rehabilitasi jalan sepanjang 30,485 kilometer ini dibagi menjadi dua trase, yaitu Lot 16 A yang mencakup rute Gondanglegi-Wonokerto dan Lot 16 B untuk rute Wonokerto-Balekambang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma, atau akrab disapa Oong, menyampaikan bahwa progres per 13 September 2025 sudah berada di angka 30 persen untuk Lot A dan 35 persen untuk Lot B.
Angka ini menunjukkan percepatan yang positif, mengingat kompleksitas proyek senilai Rp 339 miliar ini.
Baca Juga:Kenapa Harus di Bioskop? Kenapa Harus di Ruang Hiburan Rakyat?
Pemkab Malang berharap di awal tahun 2026, progres pekerjaan bisa menyentuh angka di atas 40 persen. Secara spesifik, target yang dicanangkan adalah 45 persen untuk Lot A dan 46 persen untuk Lot B.
Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis dapat mencapai target tersebut, meski menyadari masih banyak pekerjaan berat yang harus diselesaikan. Angka-angka ini menjadi tolok ukur penting.
Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis dan akan terus menggenjot pengerjaan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.
Tantangan Teknis dan Solusi di Lapangan
Selain pengerjaan jalan, proyek ini juga mencakup rehabilitasi tujuh jembatan yang berada di sepanjang rute.
Tiga jembatan di antaranya, yaitu Jembatan Jomblang, Jembatan Lesti, dan Jembatan Pelangi, akan direhab secara total atau bahkan diganti.
Sementara empat jembatan lainnya, seperti Jembatan Ngabel, Bantur, Bledokan, dan Srigonco, akan direhabilitasi.
Di sisi lain, ruas jalan akan dilebarkan menjadi 11 meter dengan penambahan drainase di sisi kiri dan kanan jalan, masing-masing selebar 1 meter, sehingga total lebar jalan mencapai 13 meter.
Oong menyebutkan bahwa tantangan paling berat justru berada di satu titik, yaitu di sebelah utara Jembatan Pelangi, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur.
Medan di lokasi ini memiliki kemiringan tanah yang sangat curam, sehingga memerlukan metode cut and fill untuk mendapatkan kelandaian yang sesuai dengan standar teknis jalan.
Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis menghadapi tantangan ini dengan perencanaan yang matang. Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis dalam mengatasi kondisi alam yang sulit.
Kompleksitas Pembebasan Lahan dan Sinergi Instansi
Selain tantangan teknis, proyek ini juga menghadapi kendala non-teknis, yaitu pembebasan lahan. Terdapat 294 petak tanah yang masih perlu dibebaskan dengan sistem konsinyasi, di mana pemilik tanah harus mengambil uang ganti rugi di pengadilan. Proses ini membutuhkan sinergi yang kuat antara Dinas PUPR dengan Pengadilan Negeri (PN) Kepanjen.
Menurut Humas PN Kepanjen, M. Aulia Reza Utama, dari total 41 berkas perkara konsinyasi yang mencakup 294 bidang tanah, sudah ada 21 berkas yang diambil uang ganti ruginya oleh pemilik lahan. Bahkan, pada Kamis (11/9), tercatat ada 13 orang yang melakukan pengambilan.
Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis proses ini akan segera tuntas. Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis berkat kerja sama antar instansi yang solid.
Manfaat Proyek dan Dukungan Masyarakat
Apabila proyek ini rampung, manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Infrastruktur jalan yang lebih lebar dan aman akan memperlancar arus transportasi, meningkatkan konektivitas antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Perjalanan menuju tempat-tempat wisata, seperti Pantai Balekambang, akan semakin mudah dan nyaman, meningkatkan potensi pariwisata.
Dengan adanya drainase yang memadai, risiko genangan air di sepanjang jalan juga dapat diminimalisir. Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis proyek ini akan menjadi katalisator kemajuan.
Dukungan dari warga, termasuk kesediaan untuk berpartisipasi dalam pembebasan lahan, menjadi kunci keberhasilan.
Proyek ini tidak hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Kolaborasi ini memastikan bahwa investasi besar yang digelontorkan benar-benar memberikan manfaat yang berkelanjutan.
Baca Juga:PMI Kota Malang Kenalkan Layanan Darurat dan Medis Gratis di CFD Ijen















