Breaking

Dishub Malang Tingkatkan Edukasi, Ciptakan Jalur Wisata yang Aman dan Nyaman

MALANG – Kabupaten Malang, dengan pesona alamnya yang beragam, menjadi salah satu destinasi wisata utama di Jawa Timur.

Namun, di balik keindahan pemandangannya, tersimpan potensi risiko keselamatan, terutama di jalur-jalur ekstrem.

Menanggapi insiden kecelakaan yang kerap terjadi, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang mengambil langkah proaktif.

Dishub Malang Tingkatkan Edukasi untuk memastikan setiap perjalanan wisata aman. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi para wisatawan. Dishub Malang Tingkatkan Edukasi sebagai respons terhadap tantangan keselamatan di jalan raya.

Prioritas Utama di Jalur Ekstrem Bromo

Kepala Dishub Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, menegaskan bahwa jalur menuju Gunung Bromo memiliki karakteristik medan yang sangat ekstrem.

Rute yang menanjak curam, berkelok-kelok tajam, dan memiliki elevasi tinggi tidak disarankan untuk dilalui oleh bus besar.

Kendaraan yang sesuai untuk medan seperti ini adalah jenis 4×4, yang memiliki daya cengkeram dan kemampuan manuver lebih baik. Meski demikian, Dishub tidak lantas mengabaikan faktor keselamatan.

Baca Juga:Dinas PUPR Kabupaten Malang Optimistis, Proyek Rehab Jalan Gondanglegi-Bantur Selesai Tepat Waktu

Menyusul kecelakaan yang terjadi, Dishub Malang Tingkatkan Edukasi kepada pengemudi maupun penumpang kendaraan di jalur tersebut.

Sosialisasi mencakup pentingnya memeriksa kondisi kendaraan, mematuhi rambu lalu lintas, dan menjaga kewaspadaan ekstra.

Selain itu, penumpang juga diingatkan untuk mengenakan sabuk pengaman dan tidak mengganggu konsentrasi pengemudi. Dishub Malang Tingkatkan Edukasi dengan cara yang lebih masif.

Kesiapan dan Kewaspadaan di Jalur Pantai

Tidak hanya Bromo, Dishub juga memberikan perhatian khusus pada jalur-jalur wisata lainnya, seperti menuju Pantai Balekambang dan Pantai Sendangbiru.

Meskipun jalur menuju pantai-pantai tersebut dianggap relatif lebih aman dan tidak seekstrem Bromo, kewaspadaan tetap menjadi kunci.

Kondisi jalan yang terkadang sempit, tikungan tajam, atau potensi longsor di musim hujan menuntut setiap pengendara untuk tetap berhati-hati.

Bambang Istiawan menyebutkan bahwa infrastruktur pendukung, seperti rambu peringatan dan penerangan jalan, sudah terpasang di sebagian besar jalur wisata pantai.

Namun, Dishub terus melakukan evaluasi dan pemeliharaan secara berkala untuk memastikan semua fasilitas berfungsi optimal.

Dishub Malang Tingkatkan Edukasi bahwa jalur yang aman bukan berarti bebas risiko. Dishub Malang Tingkatkan Edukasi untuk menumbuhkan kesadaran kolektif.

Uji Kelaikan Kendaraan sebagai Kunci

Faktor penting lainnya dalam menciptakan jalur wisata yang aman adalah kelaikan kendaraan. Bambang Istiawan menegaskan bahwa setiap bus pariwisata yang beroperasi di wilayah Kabupaten Malang harus lolos uji kelayakan atau uji KIR secara berkala, yaitu setiap enam bulan sekali.

Proses uji KIR ini mencakup pemeriksaan menyeluruh pada aspek-aspek vital kendaraan, seperti sistem pengereman, kondisi ban, lampu, dan kelengkapan darurat lainnya.

Dishub secara ketat mengawasi kepatuhan para pemilik bus terhadap aturan ini. Kendaraan yang tidak memenuhi standar keselamatan tidak akan diizinkan untuk mengangkut penumpang, apalagi untuk rute wisata.

Dishub Malang Tingkatkan Edukasi kepada para pengusaha angkutan. Dishub Malang Tingkatkan Edukasi bahwa investasi dalam keselamatan adalah prioritas.

Kolaborasi Semua Pihak Menuju Wisata Aman

Upaya untuk menciptakan jalur wisata yang aman tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Bambang Istiawan berharap masyarakat, pengemudi, dan pelaku industri wisata dapat bekerja sama.

Ketaatan terhadap aturan lalu lintas, kesiapan armada yang prima, dan kepedulian terhadap kondisi jalan adalah tanggung jawab bersama. Dengan demikian, risiko kecelakaan dapat diminimalisir.

Dishub Malang Tingkatkan Edukasi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dishub Malang Tingkatkan Edukasi demi mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan aman.

Kolaborasi ini mencakup berbagai pihak, mulai dari pemilik armada, pengemudi, hingga pemandu wisata. Pihak Dishub juga terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk meningkatkan patroli di jalur rawan.

Selain itu, kampanye kesadaran melalui media sosial dan spanduk di titik-titik strategis juga digencarkan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Melalui sinergi ini, diharapkan budaya keselamatan berkendara semakin mengakar, tidak hanya di kalangan wisatawan, tetapi juga seluruh warga Kabupaten Malang.

Baca Juga:Nongkrong Santai Sambil Lihat Gemerlap Kota, Ini Rekomendasi Wisata Citylights Murah di Malang