InfoMalang – Angkutan kota (angkot) yang selama ini seolah kehilangan peran di masyarakat, berpotensi kembali bangkit jika usulan legislator diimplementasikan. DPRD Kota Malang menilai pemanfaatan angkot sebagai angkutan sekolah dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan sekaligus menghidupkan kembali roda transportasi lokal.
Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Siraduhitta menegaskan bahwa penggunaan angkot bagi pelajar akan menekan penggunaan kendaraan pribadi. Menurutnya, langkah ini akan membuat jalanan Kota Malang lebih tertib karena anak-anak tidak perlu lagi diantar dengan motor atau mobil pribadi.
Usulan DPRD Kota Malang untuk Angkutan Sekolah
DPRD melihat potensi besar dari optimalisasi armada angkot. Jika selama ini banyak sopir angkot mengeluhkan penurunan penumpang, skema baru ini akan memastikan keberlangsungan usaha mereka. Dengan berfungsinya angkot sebagai angkutan pelajar, pendapatan sopir lebih terjamin dan kebutuhan transportasi masyarakat juga terpenuhi.
Ketua DPRD juga menekankan bahwa kebijakan ini tidak hanya bermanfaat bagi pelajar, tetapi juga memberi efek domino pada pengurangan polusi udara serta efisiensi waktu perjalanan.
Baca Juga:3 Creative Space Segera Hadir di Kota Batu 2025
Belajar dari Kota Batu
DPRD Kota Malang mengacu pada pengalaman Kota Batu yang sudah lebih dulu menjalankan program serupa. Di kota tersebut, sekitar 65 unit angkot dialokasikan khusus untuk mengangkut pelajar secara gratis. Kebijakan ini mampu menekan jumlah kendaraan pribadi di jalan sekaligus menghidupkan kembali eksistensi angkot.
Bagi DPRD Kota Malang, pengalaman Kota Batu adalah bukti nyata bahwa kebijakan semacam ini layak diterapkan. Apalagi kondisi di Malang yang memiliki jalur sempit dan kawasan padat penduduk lebih cocok dijangkau oleh angkot ketimbang bus besar.
Keunggulan Angkot Menurut DPRD Kota Malang
Menurut DPRD, angkot memiliki fleksibilitas yang tidak dimiliki moda transportasi lain. Bus halokes misalnya, hanya dapat menjangkau jalur tertentu yang relatif besar. Sedangkan angkot dapat masuk ke perumahan kecil dan jalan lingkungan, sehingga jangkauannya lebih luas.
Dengan alasan itu, DPRD menilai bahwa menjadikan angkot sebagai angkutan pelajar akan memberikan manfaat langsung, tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi orang tua yang lebih tenang karena anak-anak mereka memiliki akses transportasi aman dan terjangkau.
Pendapatan Sopir Angkot Jadi Perhatian DPRD Kota Malang
Dalam berbagai kesempatan, DPRD menyampaikan bahwa kesejahteraan sopir angkot juga harus diperhatikan. Selama ini, banyak sopir kehilangan pemasukan karena menurunnya jumlah penumpang. Dengan sistem baru, sopir akan mendapat pemasukan tetap melalui skema subsidi pemerintah.
Menurut DPRD, hal ini akan mengurangi kekhawatiran hilangnya mata pencaharian para sopir di tengah persaingan dengan transportasi online dan layanan bus Trans Jatim.
Integrasi dengan Trans Jatim
Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra menyampaikan bahwa pihaknya sedang merancang konsep integrasi transportasi. DPRD mendukung penuh rencana penataan angkot sebagai feeder bus Trans Jatim.
Dengan integrasi ini, penumpang dapat berpindah moda transportasi dengan mudah. DPRD menilai bahwa sistem ini akan lebih efektif jika angkot dilibatkan langsung sebagai sarana utama bagi pelajar.
DPRD Kota Malang Dorong Skema Buy The Service
Salah satu skema yang tengah dibahas adalah Buy The Service (BTS). DPRD menganggap skema ini sebagai jalan tengah yang menguntungkan semua pihak. Pemerintah akan membeli layanan angkot dari operator, lalu menyediakan transportasi tersebut gratis bagi pelajar.
Dengan begitu, DPRD berharap pelajar tidak lagi terbebani biaya transportasi, sementara sopir tetap mendapat bayaran layak.
Mengurai Kemacetan dengan Usulan DPRD Kota Malang
Kemacetan di Kota Malang kerap menjadi persoalan utama. DPRD Kota Malang menegaskan bahwa salah satu penyumbang kemacetan adalah meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi untuk mengantar anak ke sekolah.
Dengan adanya angkot khusus pelajar, DPRD Kota Malang memperkirakan akan terjadi penurunan signifikan jumlah kendaraan di jalan. Hal ini otomatis membuat lalu lintas lebih lancar dan mengurangi beban infrastruktur kota.
Dukungan Politik dari DPRD Kota Malang
Sejumlah fraksi di DPRD Kota Malang menyatakan dukungannya terhadap gagasan ini. Mereka menilai bahwa selain mendukung kebijakan ramah lingkungan, langkah ini juga sejalan dengan upaya peningkatan layanan publik di sektor transportasi.
DPRD Kota Malang berkomitmen mendorong eksekutif segera menindaklanjuti pembahasan agar kebijakan tersebut bisa segera direalisasikan.
Harapan DPRD Kota Malang ke Depan
Dengan segala potensi manfaat yang ada, DPRD Kota Malang menaruh harapan besar agar program ini bisa segera dijalankan. Selain menjamin transportasi aman bagi pelajar, program ini akan menjadi titik balik bagi kebangkitan angkot di Kota Malang.
DPRD Kota Malang juga menegaskan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada dukungan masyarakat, koordinasi antarinstansi, dan keberpihakan pemerintah terhadap transportasi rakyat.















