Breaking

Enesis Group Gandeng Pemkot Malang Wujudkan Lingkungan Bebas DBD 2025

infomalang.com/ – Upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Malang kini mendapat dorongan besar dari sektor swasta.  , melalui brand lokal unggulannya Soffell, resmi meluncurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk “Gerakan Berantas Nyamuk Bersama 3M+ Mengoles: Keluarga Sehat dan Bebas DBD”. Acara ini berlangsung di Ballroom Hotel Harris and Convention Malang, Selasa (5/8/2025), dan dihadiri ratusan peserta dari unsur pemerintah, kesehatan, hingga kader masyarakat.

Program ini merupakan kolaborasi antara Enesis Group dengan Pemerintah Kota Malang, Dinas Kesehatan, serta TP PKK Provinsi Jawa Timur. Tujuannya jelas: mengedukasi sekaligus memberdayakan masyarakat dalam mencegah penyebaran DBD yang setiap tahunnya masih mengancam warga. Melalui pendekatan 3M Plus—menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas, ditambah penggunaan lotion anti-nyamuk—program ini diharapkan mampu menekan angka kasus secara signifikan.

Data Kementerian Kesehatan hingga Juli 2025 mencatat Provinsi Jawa Timur menempati posisi kedua kasus DBD tertinggi di Indonesia, yakni sebanyak 13.836 kasus. Kota Malang sendiri menjadi salah satu daerah prioritas intervensi, terutama di Kecamatan Sukun dan Blimbing. Kedua wilayah ini mencatat jumlah kasus tertinggi di kota tersebut, sehingga menjadi fokus utama pelaksanaan program.

Edukasi dan Intervensi di Lokasi Rawan

Direktur Marketing Enesis Group, melalui sambutannya, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar kampanye, melainkan gerakan berkelanjutan. “Kami ingin masyarakat sadar bahwa pencegahan DBD tidak bisa hanya mengandalkan fogging atau pengobatan. Edukasi dan pembiasaan perilaku sehat jauh lebih efektif,” ujarnya.

Program ini dirancang menyasar keluarga sebagai garda terdepan pencegahan penyakit. Ibu rumah tangga, kader posyandu, dan tokoh masyarakat dilibatkan secara aktif. Pelatihan meliputi cara mengelola lingkungan rumah agar bebas dari genangan air, mengidentifikasi tempat potensial berkembang biaknya nyamuk, serta penggunaan Soffell sebagai perlindungan tambahan.

Dukungan Pemerintah Kota Malang

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Enesis Group atas kontribusi nyata melalui program CSR ini. Menurutnya, sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam mengatasi ancaman DBD yang masih tinggi.

“Pemerintah Kota Malang menyampaikan terima kasih kepada Enesis Group atas perhatian dan bantuan yang diberikan, khususnya untuk dua kecamatan dengan tingkat kasus tertinggi. Ini bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga langkah konkret menyelamatkan nyawa,” kata Wahyu.

Hingga Mei 2025, Kota Malang mencatat 459 kasus DBD dengan empat kematian. Angka ini memang lebih rendah dibanding tahun 2024 yang mencapai 727 kasus, namun jumlah korban jiwa tetap sama. Hal ini menjadi pengingat bahwa DBD tetap berbahaya dan harus dicegah secara serius.

Baca Juga:Otak Sehat, Pikiran Tajam: Hindari 5 Makanan Perusak Fungsi Otak

Kolaborasi yang Memberdayakan

Keunikan program ini terletak pada keterlibatan semua elemen. Selain edukasi, Enesis Group menyediakan produk Soffell secara gratis di titik-titik rawan. Dinas Kesehatan menurunkan tenaga medis dan penyuluh, sedangkan TP PKK mengoordinasikan kegiatan sosialisasi di tingkat kelurahan. Pendekatan ini menciptakan gerakan kolektif yang lebih efektif dibanding kampanye satu arah.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur menambahkan bahwa pemberantasan DBD membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif warga. “Jangan tunggu sakit dulu baru bergerak. Pencegahan adalah investasi kesehatan keluarga,” tegasnya.

Perubahan Perilaku sebagai Kunci

Selain intervensi langsung, program ini menekankan pentingnya perubahan perilaku. Masyarakat diajak untuk menjadikan kegiatan 3M Plus sebagai rutinitas harian. Menguras bak mandi setiap minggu, menutup rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan, serta mengoleskan lotion anti-nyamuk saat beraktivitas.

Ahli kesehatan menegaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti—penyebab DBD—memiliki daya adaptasi tinggi dan bisa berkembang biak di tempat-tempat tak terduga. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan harus menyeluruh, tidak hanya mengandalkan satu metode.

Harapan untuk Kota Malang

Wahyu Hidayat berharap, langkah kolaboratif ini akan menjadi contoh bagi daerah lain. Ia juga menekankan bahwa pencegahan melalui edukasi dan kolaborasi jauh lebih murah dan efektif dibandingkan biaya pengobatan atau perawatan pasien DBD di rumah sakit.

“Pencegahan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Saya ingin gerakan ini menjadi awal dari kebiasaan baru warga Malang yang peduli pada kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarga,” pungkasnya.

Komitmen Berkelanjutan

Enesis Group memastikan bahwa program ini tidak berhenti di satu titik. Kegiatan edukasi akan terus dilaksanakan secara berkala, dengan pemantauan hasil di lapangan. Mereka juga membuka ruang kerja sama dengan pihak swasta maupun organisasi masyarakat lainnya untuk memperluas jangkauan.

Dengan dukungan penuh dari Pemkot Malang dan partisipasi aktif warga, target untuk menciptakan lingkungan bebas DBD bukanlah hal yang mustahil. Malang diharapkan bisa menjadi kota percontohan dalam pemberantasan DBD berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor.

Baca Juga:Kasus Stunting di Malang Sentuh 2 Ribu Anak, Ini Rencana Penanganannya