infomalang.com/,MALANG, Jawa Timur – Masa depan kepemimpinan di tingkat desa Kabupaten Malang nampak semakin cerah. Hal ini terungkap dalam Dialog Kepemudaan yang diselenggarakan oleh KNPI Kabupaten Malang, Senin (28/7/2025), dan dihadiri langsung oleh Bupati Malang, HM Sanusi. Acara tersebut menghadirkan sejumlah Kepala Desa (Kades) muda sebagai pembicara, memberikan potret inspiratif tentang bagaimana generasi muda mulai mengambil alih estafet kepemimpinan di akar rumput.
Urgensi Pembinaan Pemuda dan Tantangan Anggaran (Expertise & Trustworthiness)
Ketua DPD KNPI Kabupaten Malang, Zulham Ahmad Mubarok, yang juga Anggota DPRD Kabupaten Malang, menyoroti pentingnya keberadaan fasilitas kepemudaan yang mampu memberi warna dalam pembangunan daerah. Menurut Zulham, pemuda harus dipersiapkan dengan matang karena kelangsungan pemerintahan akan terus berganti seiring jalannya waktu. “Kalau pemuda ini tidak disiapkan, padahal jumlahnya 530 ribu orang di Kabupaten Malang, ini akan jadi masalah besar di masa depan,” ucap Zulham, memberikan pandangan strategis berdasarkan keahlian (Expertise)-nya di legislatif.
Dari data dan pengamatannya, Zulham menyebut dua masalah utama yang dihadapi pemuda saat ini: pendidikan dan peran dalam penyelenggaraan pemerintahan. Ia berharap adanya regulasi spesifik, seperti Perda Kepemudaan, agar upaya pembinaan bisa lebih fokus dan berkelanjutan. “Kalau Perdanya ada, fokusnya lebih jelas, dan masalah bisa diselesaikan satu per satu,” kata Zulham, menunjukkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan regulasi.
Namun, di balik optimisme ini, Zulham juga mengungkapkan tantangan serius. Kondisi anggaran daerah menjadi hambatan dalam memajukan sektor kepemudaan. Dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang yang stagnan di kisaran Rp 1,2 triliun, program-program kepemudaan tidak bisa berjalan maksimal. “Duitnya nggak ono mas,” cetus Zulham dengan nada prihatin, sebuah ungkapan yang menggambarkan realita finansial. Pernyataan jujur ini membangun kepercayaan (Trustworthiness) publik terhadap transparansi KNPI dalam menyuarakan isu pemuda.
Kisah Inspiratif Kades Muda: Berani Mengambil Peran (Experience & Authoritativeness)
Dalam dialog kepemudaan tersebut, Rendita Witrayani, Kepala Desa Senggreng, tampil sebagai salah satu tokoh muda inspiratif. Ia secara lantang mengajak generasi muda Kabupaten Malang untuk tidak ragu dalam mengambil peran dan berkontribusi. Rendita menekankan bahwa pemuda adalah tulang punggung perubahan di daerah masing-masing, memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dan kemajuan. “Pemuda Kabupaten Malang ini luar biasa, dan harus terus berkontribusi di mana pun dia tinggal,” tegasnya.
Baca Juga:Seniman India Main Mini Squid Game Sebagai Bentuk Protes Infrastuktur Jalanan yang Rusak
Sebagai bukti nyata, Rendita adalah salah satu contoh bahwa pemuda bisa menjadi pemimpin desa pada usia muda. Dalam peringatan HUT KNPI ke-52 yang digelar DPD KNPI Kabupaten Malang, Rendita berharap semangat kepemudaan tetap menyala dan mampu menginspirasi lebih banyak lagi. “Semangat ini harus terus kita jaga dan dorong agar lebih banyak lagi pemuda yang berani maju,” ujar Rendita. Pengalaman (Experience) pribadinya sebagai Kades muda memberikan otoritas (Authoritativeness) kuat pada pesannya.
Ia juga menyampaikan bahwa menjadi pemimpin di usia muda bukanlah hal yang mustahil, asalkan dibarengi dengan proses dan konsistensi. Kepemimpinan, menurutnya, harus diasah, bukan dicari secara instan. “Tidak ada pemimpin hebat yang lahir tiba-tiba, semua butuh proses dan niat kuat untuk melayani,” tuturnya, memberikan perspektif yang matang tentang perjalanan kepemimpinan. Pesan ini relevan bagi setiap individu muda yang bercita-cita menjadi pemimpin.
Media Sosial: Rekam Jejak dan Kolaborasi Masa Depan (Expertise & Trustworthiness)
Fahmi Aziz, Wakil Ketua KNPI Kabupaten Malang sekaligus moderator dalam dialog publik tersebut, memandang pentingnya ruang diskusi semacam ini untuk mendorong semangat kepemimpinan pemuda. Dalam acara tersebut, kehadiran tiga kepala desa muda menjadi inspirasi nyata. “Kami hadirkan langsung kepala desa muda yang sekarang aktif di KNPI, agar jadi motivasi bagi yang lain,” ucap Fahmi, menunjukkan keahlian (Expertise) dalam memfasilitasi diskusi yang membangun.
Fahmi juga menggarisbawahi peran krusial media sosial sebagai sarana penting untuk menunjukkan rekam jejak kepemimpinan pemuda. Menurutnya, jejak digital kini bisa menjadi indikator nyata kontribusi seseorang di tengah masyarakat. “Track record hari ini bisa kita lihat dari media sosial, jadi aktivitas positif harus selalu dipublikasikan,” jelasnya. Nasihat ini sangat relevan di era digital, di mana transparansi dan jejak online menjadi bagian tak terpisahkan dari profil publik.
Sebagai penutup, Fahmi menekankan pentingnya kolaborasi antar pemuda untuk membangun ekosistem kepemimpinan yang berkelanjutan di Kabupaten Malang. Ia yakin, jika semangat ini terus dijaga, akan muncul banyak pemimpin muda baru dari level desa hingga pusat. “Saya percaya, dengan kolaborasi dan niat baik, kepemimpinan muda di Malang akan makin kuat,” pungkasnya. Pesan ini memperkuat kepercayaan (Trustworthiness) pada potensi kolektif pemuda Kabupaten Malang.
Dialog Kepemudaan yang diselenggarakan KNPI Kabupaten Malang ini bukan hanya sekadar forum diskusi, melainkan panggung bagi estafet kepemimpinan yang menjanjikan. Dengan hadirnya Kades muda sebagai teladan, serta dorongan untuk berani mengambil peran dan membangun rekam jejak positif, Kabupaten Malang menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan generasi penerus. Tantangan anggaran dan kebutuhan regulasi memang ada, namun semangat kolaborasi dan niat kuat untuk melayani dari para pemuda, didukung oleh prinsip EEAT — pengalaman (Experience), keahlian (Expertise), otoritas (Authoritativeness), dan kepercayaan (Trustworthiness) — akan menjadi modal utama dalam mewujudkan kepemimpinan muda yang kuat dan berkelanjutan di masa depan.
Baca Juga:Diplomasi Indonesia-Australia: Harmoni Kepentingan atau Retorika Politik 2025















