economics

IHSG Anjlok, Tapi Ada Secercah Harapan?

56
×

IHSG Anjlok, Tapi Ada Secercah Harapan?

Share this article
IHSG Anjlok, Tapi Ada Secercah Harapan?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan tren koreksinya di awal pekan ini, bahkan sempat anjlok lebih dari 4%. Pada penutupan perdagangan Senin (24/3/2025), IHSG terkoreksi 1,55% ke level 6.161,22. Dari 668 saham yang diperdagangkan, sebanyak 134 saham mengalami kenaikan, 500 saham melemah, dan sisanya stagnan. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 14,02 triliun dengan volume perdagangan sebesar 14,54 miliar saham dalam 1,07 juta transaksi.

Aliran dana asing juga tercatat negatif sebesar Rp 160,62 miliar di seluruh pasar, dengan rincian Rp 103,03 miliar di pasar reguler dan Rp 57,59 miliar di pasar negosiasi serta tunai. Sepuluh saham yang mengalami penjualan bersih asing terbesar meliputi Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp 238,54 miliar, Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) Rp 51,15 miliar, Mitra Adiperkasa (MAPI) Rp 42,24 miliar, Barito Renewables Energy (BREN) Rp 38,88 miliar, Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp 38,62 miliar, Amman Mineral Internasional (AMMN) Rp 33,86 miliar, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Rp 30,28 miliar, Astra International (ASII) Rp 13,79 miliar, Chandra Asri Pacific (TPIA) Rp 11,97 miliar, dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Rp 10,67 miliar.

Juragan Kost

Baca juga: IHSG Ambrol Tajam! Rahasia di Balik Struktur Baru BPI Danantara Terungkap!

IHSG Anjlok, Tapi Ada Secercah Harapan?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Menariknya, angka penjualan bersih asing di awal pekan ini menyusut signifikan dibandingkan dengan Jumat (21/3/2025) yang mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 2,35 triliun. Sepanjang tahun berjalan, total penjualan bersih asing telah mencapai Rp 33,17 triliun.

Meskipun tekanan jual dari investor asing mulai mengecil, analisis Research menunjukkan bahwa potensi pelemahan IHSG masih berlanjut. Faktor utama yang memengaruhi adalah kecenderungan investor untuk melakukan aksi jual atau taking profit menjelang liburan dan persiapan Lebaran, yang menyebabkan likuiditas pasar berkurang.

Secara teknikal, level 6.000 masih menjadi support kuat bagi IHSG. Jika level ini tertembus, maka support berikutnya berada di kisaran 5.700 (weekly). Sebagai catatan, pekan lalu IHSG telah jatuh 3,95% ke level 6.258,18, memperpanjang pelemahan tahunan hingga 11,61%. Dengan tekanan jual yang masih tinggi dan sentimen pasar yang belum stabil, menarik untuk ditunggu apakah IHSG mampu bangkit dalam waktu dekat atau masih akan mengalami tekanan lebih lanjut dalam beberapa pekan ke depan.

Baca juga: IHSG Bangkit Dramatis! Bisakah Pertahankan Momentum?