IHSG Menguat Signifikan di Tengah Dinamika Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan, mencapai 3,97% dan berada di level 6.519,66 pada penutupan perdagangan Senin (3/3/2025). Kenaikan ini menjadi angin segar bagi investor setelah pekan lalu IHSG mengalami tekanan besar dengan penurunan hingga 3,31%.
Faktor Pendorong Kenaikan IHSG
Salah satu faktor yang mendorong lonjakan IHSG adalah pertemuan antara pelaku pasar modal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pertemuan yang bertajuk “Solidaritas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pasar Modal” ini bertujuan untuk mencari solusi atas ketidakstabilan pasar saham yang terjadi sebelumnya.
Selain itu, kabar gembira lainnya datang dari rilis data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,48% pada Februari 2025. Faktor utama penyebab deflasi ini adalah adanya diskon tarif listrik, yang membantu menekan harga-harga barang dan jasa di dalam negeri.
Baca juga : Digiwaise Website Sharing Ilmu Tentang Digital Marketing
Respons Pasar terhadap Kebijakan OJK dan BEI
Dalam pertemuan tersebut, para konglomerat yang hadir sepakat untuk mendorong OJK dan BEI melonggarkan regulasi terkait pembelian saham kembali (buyback). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor serta memperbaiki likuiditas di pasar saham domestik.
Selain kebijakan buyback, OJK juga mengeluarkan kebijakan penundaan short selling untuk mengurangi tekanan jual di pasar. Langkah-langkah ini disambut positif oleh investor, terlihat dari tingginya nilai transaksi perdagangan yang mencapai Rp 14,6 triliun dalam satu hari dengan melibatkan 20,06 miliar saham dalam 1,29 juta transaksi.
Baca juga :Kepala Dispendukcapil Kota Malang Ir. Dahliana Lusi Ratnasari, MM
Dampak Deflasi terhadap Ekonomi Nasional
Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 turut memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Dengan penurunan harga-harga barang dan jasa, daya beli masyarakat meningkat, yang pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, di sisi lain, deflasi juga dapat menjadi indikasi melemahnya permintaan barang dan jasa, yang berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi jika berlangsung dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pemerintah dan otoritas keuangan akan terus memantau perkembangan ini untuk menjaga keseimbangan ekonomi nasional.
Analis Pasar: Prospek IHSG ke Depan
Lebih lanjut mengenai dinamika pasar saham dan penyebab deflasi ini, dapat disaksikan dalam dialog Maria Katarina dan Safinaz Nachiar di segmen Market Focus, program Closing Bell infomalang.com/ (3/3/2025). Dalam perbincangan tersebut, para analis memberikan pandangan mendalam mengenai arah pergerakan IHSG di masa mendatang serta dampak deflasi terhadap perekonomian Indonesia.
Dengan kebijakan yang diterapkan oleh OJK dan BEI serta kondisi makroekonomi yang mendukung, pasar saham Indonesia memiliki potensi untuk terus menguat. Investor diharapkan tetap waspada terhadap faktor global yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dalam beberapa bulan ke depan.















