Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa impresif pada perdagangan Kamis (6/3/2025). Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG tercatat melesat 1,64% ke level 6.638,72. Kenaikan tajam ini disertai dengan dominasi saham yang menghijau, yakni 432 saham mengalami penguatan, sementara hanya 186 saham yang melemah dan 337 saham stagnan. Nilai transaksi pun mencatat angka fantastis sebesar Rp 6,37 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 8,8 miliar saham melalui 600 ribu transaksi.
Uniknya, reli IHSG kali ini tidak hanya ditopang oleh sektor-sektor tertentu saja, tetapi merupakan perayaan kolektif seluruh sektor. Sektor bahan baku memimpin dengan kenaikan signifikan sebesar 2,41%, disusul sektor teknologi dan kesehatan yang masing-masing turut naik sebesar 2,39%. Kenaikan serempak ini menunjukkan adanya optimisme pelaku pasar terhadap prospek jangka pendek di tengah dinamika global.
Saham-saham perbankan besar pun ikut menyemarakkan penguatan IHSG. Salah satu yang paling menonjol adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan kenaikan harga sebesar 3,13% hingga siang hari. Saham BBRI hampir menyentuh kembali level psikologis 4.000, sekaligus memberikan kontribusi besar terhadap penguatan IHSG, yaitu sebesar 18,44 indeks poin. Kenaikan saham BBRI ini dipicu oleh antisipasi pasar terhadap pengumuman rasio dividen yang semakin dekat.
Baca juga : Unik! Pemuda di Kota Batu dan Malang Gelar Balap Lari Jelang Sahur

Selain itu, emiten PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga tampil memukau dengan lonjakan harga hingga 9,98% ke level 140.475. Sentimen positif ini muncul seiring kabar rencana stock split dari perusahaan tersebut. DCII menjadi penyumbang kenaikan IHSG terbesar kedua hari ini, dengan kontribusi sebesar 16,83 indeks poin.
Meski IHSG kembali berada di zona hijau selama dua hari berturut-turut, investor tetap disarankan untuk mewaspadai sentimen eksternal. Salah satu perhatian utama pasar saat ini adalah kebijakan tarif impor Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump terhadap Kanada dan Meksiko. Pemberlakuan tarif sebesar 25% untuk produk tertentu, serta 10% untuk produk energi asal Kanada, telah meningkatkan kekhawatiran global akan perang dagang berkepanjangan. Terlebih, China juga memperketat kebijakan tarif impor dan membalas dengan langkah serupa terhadap ekspor pertanian AS, memperparah ketidakpastian ekonomi global. Kondisi ini berpotensi memberikan tekanan pada pergerakan IHSG dalam beberapa waktu ke depan, meskipun saat ini masih mampu bertahan di jalur positif.
Baca juga : LeBron James Cetak Rekor Bersejarah: Pemain Pertama NBA dengan 50.000 Poin















