Breaking

Indonesia Susun Peta Jalan AI untuk Gaet Investasi Asing 2025

infomalang.com/ JAKARTA – Indonesia sedang bersiap meluncurkan strategi nasional pertamanya terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam upaya menarik investasi asing dan memperkuat posisinya dalam perlombaan global teknologi. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa peta jalan tersebut akan dirilis pada bulan depan sebagai dokumen komprehensif pertama di bidang artificial intelligence setelah sebelumnya hanya memiliki pedoman etika sederhana pada 2023.

Langkah ini menandai ambisi baru Indonesia untuk membangun ekosistem artificial intelligence yang terintegrasi dan berdaya saing tinggi, di tengah meningkatnya persaingan regional. “Peta jalan ini akan membantu para pengembang artificial intelligence menavigasi pasar Indonesia, termasuk memahami infrastruktur, klaster komputasi, serta peluang adopsi di berbagai sektor,” ujar Nezar Patria dalam wawancara eksklusif, Senin (21/7).

Dorong Adopsi Artificial Intelligence di Berbagai Sektor

Peta jalan artificial intelligence Indonesia akan merinci strategi penerapan teknologi ini pada sektor-sektor vital, seperti kesehatan, pertanian, pendidikan, dan pemerintahan. Nezar menekankan bahwa pemanfaatan artificial intelligence bukan sekadar tren, tetapi keharusan untuk meningkatkan daya saing nasional. “Dokumen ini akan memberikan gambaran yang jelas kepada investor tentang potensi pemanfaatan artificial intelligence di Indonesia. Kami berharap mereka tertarik menanamkan modalnya di sini,” katanya.

Menurut laporan Boston Consulting Group (BCG) pada April 2025, negara-negara ASEAN diproyeksikan memperoleh kontribusi PDB antara 2,3% hingga 3,1% dari implementasi artificial intelligence pada 2027. Indonesia disebut berpotensi meraih dampak tertinggi dalam hal pertumbuhan output domestik bruto absolut di kawasan ini.

Namun, meskipun memiliki potensi besar, perkembangan ekosistem artificial intelligence di Indonesia dinilai masih berjalan lebih lambat dibanding negara-negara tetangga. Sebagai contoh, Malaysia sudah mengamankan miliaran dolar investasi dari perusahaan teknologi global untuk membangun pusat pengembangan artificial intelligence regional.

Dukungan Perusahaan Teknologi Global

Beberapa raksasa teknologi telah menunjukkan komitmen mereka untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Nvidia, misalnya, bekerja sama dengan GoTo Gojek Tokopedia untuk mengembangkan layanan model bahasa besar (large language model) dan memasok chip canggih ke operator telekomunikasi Indosat.

Baca Juga:Pemprov Jatim Tidak Melarang Sound Horeg, tapi Mengatur

Microsoft juga mengumumkan investasi senilai 1,7 miliar dolar AS selama beberapa tahun ke depan untuk memperluas layanan cloud dan artificial intelligence di Indonesia. “Kami membuka diri bagi semua perusahaan teknologi global untuk memasuki industri pengembangan artificial intelligence di Indonesia,” ujar Nezar.

Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem artificial intelligence, mulai dari pembangunan pusat data, pengembangan talenta digital, hingga peningkatan adopsi teknologi di sektor publik dan swasta.

Tawarkan Investasi di Mineral Penting

Selain memperkuat sektor artificial intelligence, pemerintah Indonesia juga mengaitkan peta jalan ini dengan pengelolaan mineral penting yang dibutuhkan untuk pembuatan chip semikonduktor. Nezar mengungkapkan bahwa Indonesia telah menawarkan kepada Amerika Serikat kesempatan untuk berinvestasi bersama dalam proyek pengolahan mineral strategis.

“Manajemen perdagangan strategis penting untuk memastikan transparansi antara kedua belah pihak sehingga komoditas bernilai tinggi ini dapat dimanfaatkan dengan optimal,” jelasnya. Indonesia memiliki cadangan besar nikel, tembaga, dan logam tanah jarang, yang menjadi komponen vital dalam infrastruktur artificial intelligence, pusat data, dan industri kedirgantaraan.

Tantangan Infrastruktur dan SDM

Meski begitu, sejumlah analis menilai bahwa dinegara kita masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan ambisi ini. Damar Juniarto, analis dari pusat penelitian PIKAT Demokrasi, menilai Indonesia belum sepenuhnya siap menjadi pengembang artificial intelligence kelas dunia. “Kita masih kekurangan infrastruktur, khususnya ketersediaan chip, serta keterampilan sumber daya manusia di bidang artificial intelligence,” ungkapnya.

Selain itu, risiko terkait misinformasi, perlindungan kekayaan intelektual, dan kebocoran data menjadi perhatian utama. Nezar mengakui bahwa peta jalan artificial intelligence ini akan mencakup panduan untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut, meski ia tidak merinci secara detail mekanismenya.

Harapan Besar untuk Masa Depan

Pemerintah berharap peta jalan artificial intelligence ini tidak hanya menarik investasi asing, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasokan teknologi global. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan talenta digital, Indonesia optimistis dapat menjadi pusat pengembangan artificial intelligence di Asia Tenggara.

“Ini bukan sekadar dokumen, tetapi arah besar pembangunan ekosistem artificial intelligence di Negara kita. Kami ingin memastikan teknologi ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjadikan Indonesia tujuan utama investasi teknologi global,” tutup Nezar.

Dengan rencana ini, Negara kita mengirimkan sinyal kuat kepada dunia bahwa negara ini siap bersaing di era kecerdasan buatan dan ekonomi digital yang terus berkembang.

Baca Juga:Penataan Juru Parkir: Dishub Kota Malang Siapkan Skema Inovatif 2025