Kasus bullying di lingkungan pendidikan Kota Malang kembali menjadi perhatian publik. Meskipun upaya pencegahan terus dilakukan, laporan tentang perundungan dari orang tua siswa masih ditemukan di beberapa sekolah.
Laporan Kasus di Sekolah Dasar
Di Kota Malang, beberapa sekolah masih menghadapi masalah perundungan. Kepala SD Negeri Jatimulyo 3, Sri Widayati, mengungkapkan dalam kurun waktu setahun terakhir pihaknya menerima dua laporan bullying.
“Orang tuanya datang ke sekolah, dan saya berikan pengertian,” ujar Sri Widayati, Kamis (19/9/2024). Kedua laporan tersebut melibatkan siswa kelas 2 SD dan bentuk bullying yang terjadi lebih bersifat verbal.
Baca juga:
Aksi Pencurian Sandal di Mall Malang Terekam CCTV
Pembentukan Satgas Antibullying
Untuk mengatasi kasus perundungan, SD Negeri Jatimulyo 3 membentuk satgas antibullying di setiap kelas. Setiap kelas memiliki dua perwakilan siswa yang bertugas mengawasi dan memberikan poin kepada siswa yang terlibat dalam bullying.
“Harapannya, siswa jadi takut untuk bullying lagi karena setiap kelas ada yang mengawasi,” tutur Sri Widayati. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka perundungan di sekolah.
Perundungan Verbal di SD Negeri Lowokwaru 5
Kasus serupa juga terjadi di SD Negeri Lowokwaru 5. Kepala sekolah, Ruri Patrarini, menyebutkan bahwa bullying di sekolahnya lebih banyak terjadi secara verbal.
Siswa sering mengolok-olok temannya dengan panggilan yang tidak pantas atau memanggil dengan nama orang tua mereka. “Sebenarnya tidak bisa dimaklumi juga. Kadang ada yang sampai menangis,” ungkap Ruri. Upaya untuk mencegah perundungan ini menjadi prioritas bagi sekolah.
Baca juga:
Pipa PDAM Pecah Lagi di Jalan Sigura-Gura, Tersenggol Ekskavator Proyek Drainase