Breaking

Kolaborasi UB dan Pemkab Malang Hadirkan Inovasi Desa Lewat PPK Ormawa 2025

infomalang.com/  Malang– Universitas Brawijaya (UB) melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) 2025 menunjukkan kolaborasi strategis bersama Pemerintah Kabupaten Malang. Audiensi digelar di Pendopo Agung Kabupaten Malang dengan kehadiran Bupati Malang, jajaran Kepala Dinas OPD, dan perwakilan tim pelaksana PPK Ormawa. Pertemuan ini menegaskan sinergi perguruan tinggi dan pemerintah dalam mendampingi pemberdayaan desa secara berkelanjutan selama empat bulan ke depan.

Sinergi UB dan Pemkab Malang untuk Pengembangan Desa

Dalam audiensi tersebut, UB menyampaikan komitmennya untuk terlibat langsung dalam pembangunan desa melalui riset terapan, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan potensi lokal. Kolaborasi ini memanfaatkan kekuatan ormawa — baik BEM maupun HMJ — untuk mengaplikasikan inovasi teknologi tepat guna yang relevan dengan kebutuhan desa-desa di Kabupaten Malang.

Bupati Malang memberi apresiasi terhadap langkah ini, menegaskan bahwa sinergi UB dan Pemkab tidak hanya menciptakan program tahunan, tetapi juga menjadi model kolaboratif pembangunan desa. “Kami berharap program ini memberi dampak nyata secara ekonomi dan sosial,” ujar beliau.

Empat Program Inovatif dari Ormawa UB

Empat tim ormawa UB yang lolos seleksi PPK Ormawa telah memaparkan program unggulan masing-masing:

  1. PRISMA FP UB – CIVILLAGE di Desa Petungsewu
    Program ini berupa penerapan teknologi pengelolaan air dan sanitasi melalui perbaikan instalasi air bersih dan pengolahan limbah sederhana. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup warga, tetapi juga membantu lingkungan lebih bersih dan hijau.

  2. BEM FP UB – TOGA Swakarsa Lestari di Kelurahan Losari
    TOGA Swakarsa Lestari mendorong budidaya tanaman obat keluarga (TOGA) dari pekarangan rumah warga. Melalui pendampingan budidaya dan pelatihan pengolahan herbal, program ini memperkuat ketahanan pangan dan potensi ekonomi lokal.

  3. SRE UB – SOLAR HARVEST (Solar Dome Dryer) di Desa Tawangsari
    Inovasi teknologi pengeringan berbasis tenaga surya ini membantu petani mengolah hasil pertanian dengan efisien, mengurangi kerusakan pascapanen, serta menambah nilai jual produk olahan. Solar Dome Dryer menjadi alat tepat guna yang ramah lingkungan.

  4. EM UB – ENTEN di Desa Sumberdem
    ENTEN memperkenalkan sistem pengolahan limbah organik menjadi kompos berkualitas, disertai program pendampingan pengolahan dan pemasaran. Lewat teknologi sederhana ini, warga dapat mengubah limbah rumah tangga jadi sumber pendapatan baru.

Kontribusi terhadap SDGs

Program-program PPK Ormawa 2025 ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 4 (Pendidikan Sehat), SDG 8 (Pekerjaan Layak), SDG 12 (Konsumsi Produktif), dan SDG 17 (Kemitraan). Inisiatif ini bukan hanya menghasilkan perubahan lokal, tetapi juga memperkuat peran UB sebagai agent of change dalam pembangunan nasional.

Baca Juga:Korban Penganiayaan Ponpes Pakisaji Dampingan DP3A & Polisi.

Rencana Pelaksanaan dan Dampak Jangka Panjang

Tim ormawa bersama Pemkab Malang akan melakukan kegiatan program selama empat bulan ke depan, dimulai sejak Agustus 2025 hingga November 2025. Setiap langkah telah disusun dengan indikator keberhasilan jelas, misalnya jumlah warga yang terlibat, volume hasil panen yang diolah, serta peningkatan akses air bersih dan kompos.

Dinas terkait akan memfasilitasi evaluasi lapangan dan dukungan teknis selama pelaksanaan. Selain itu, UB menyediakan mentor akademik dari dosen ahli untuk memastikan setiap inovasi mendapat pemantauan dan bimbingan sesuai standar ilmiah.

Komitmen Membangun Desa Berbasis Riset

Audiensi ini menegaskan komitmen UB untuk menjadikan PPK Ormawa bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi langkah konkret membangun desa berbasis riset, teknologi, dan kolaborasi lintas sektor. Dengan pendampingan intensif, diharapkan desa-desa yang menjadi target berkembang secara mandiri, mandiri pangan dan ekonomi, serta semakin adaptif terhadap tantangan zaman.

Bupati Malang menyampaikan harapan kuat pada penutupan program nanti, terdapat perubahan signifikan yang bisa ditunjukkan sebagai bahan evaluasi dan replikasi. “Jika berhasil, model seperti ini bisa diterapkan di wilayah lain,” ujarnya.

Menjadi Pioneer Kolaborasi Edukasi dan Pemerintah Daerah

Kolaborasi ini adalah langkah strategis sebagai pionir kemitraan kampus-pemerintah dalam implementasi inovatif di desa. Hasil riset dan praktikum mahasiswa tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi dibawa langsung ke masyarakat untuk menciptakan solusi nyata.

Audiensi di Pendopo Agung menjadi momentum awal untuk membangun culture riset terapan desa. UB dan Pemkab Malang telah menyalakan sinyal awal perubahan positif — bukan hanya pembangunan infrastruktur, melainkan pemberdayaan manusia, teknologi, dan ekonomi desa secara menyeluruh.

Baca Juga:Catat Lokasinya! Jadwal Karnaval Kabupaten Malang 19 Juli 2025 di 4 Titik Seru