Breaking

Komeng Sampaikan Masalah Kehutanan dan Lingkungan di Depan Kemenhut, Rapat DPD RI Penuh Gelak Tawa

MALANG – Anggota DPD RI Jawa Barat, Komeng, mencuri perhatian dalam rapat kerja Komite II DPD RI bersama Kementerian Kehutanan di Jakarta pada Selasa (16/9/2025).

Suasana rapat yang digelar serius itu mendadak dipenuhi gelak tawa saat Komeng menyampaikan pandangannya terkait persoalan kehutanan dan lingkungan hidup.

Dilansir dari siaran langsung YouTube DPD RI dalam rapat bertajuk Rapat Dengan Pendapat Komite II DPD RI dengan Kementerian Perhutanan, Komeng mulai berbicara pada menit 1:01:25 hingga 1:03:56.

Dengan gaya khasnya, ia menyelipkan humor namun tetap menekankan isu serius yang dihadapi Jawa Barat, khususnya mengenai deforestasi.

“Alhamdulillah dan terima kasih saya bisa bertemu dengan Kementerian yang selalu ulang tahun, KemenHUT. Sebuah kementerian yang tugasnya tidak ada urusan dengan kesehatan, tapi menjaga paru-paru dunia,” ujarnya yang sontak membuat suasana rapat cair.

Meski disampaikan dengan humor, Komeng menegaskan bahwa Jawa Barat tengah menghadapi tantangan besar akibat berkurangnya hutan, termasuk hutan adat di Ciamis yang hampir hilang. Ia juga menyinggung anggapan bahwa Jakarta sering menyalahkan Jabar saat banjir terjadi.

Baca Juga: DPRD Kota Malang Target 30 Armada Angkot untuk Layanan Sekolah Gratis

“Ya dari Jabar sendiri sebenarnya cuman mohon perlindungan masalah deforestasi. Makin hilangnya lahan hutan. Seperti di Ciamis, hutan adat sudah hampir hilang,” lanjutnya.

Permasalahannya kadang di Jakarta, tapi kita selalu disalahkan. Seperti banjir katanya datang dari Jabar,” imbuhnya.

Dengan gaya satir, Komeng juga menyinggung kondisi Jakarta yang disebutnya sudah kehilangan kawasan hijau. Ia bahkan berkelakar bahwa kini “hewan sudah masuk tol, seperti kijang, Kijang Innova.”

Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar pemerintah memberikan perlindungan lebih terhadap hutan, satwa, dan sumber daya alam.

Komeng menyebut upaya menjaga kelestarian hutan bukanlah hal mudah karena ada tantangan antara kebutuhan membuka lahan untuk pangan dan kewajiban menjaga lingkungan.

“Oleh karena itu, mohon perlindungan. Walaupun dari gubernur kita dari Jabar, KDM, Komeng dan Mulyadi, beliau sudah memerintahkan untuk jaga hutan, jaga mata air, jaga satwa, sampai jaga malam dijaga,” tuturnya.

“Untuk menjaga hutan ini bagaimana caranya memang agak sulit, di satu sisi kita membuka hutan untuk pangan agar jadi lumbung pangan, tapi di sisi lain hutannya semakin hilang,” pungkasnya.

Baca Juga: Pemkot Malang dan DPRD Kota Malang Sepakat Target SILPA Maksimal Rp 107 Miliar