Breaking

Komunitas Roblox Indonesia Dorong Regulasi Cerdas di Tengah Isu Pemblokiran 2025

InfoMalangWacana pemblokiran platform gim daring Roblox untuk anak-anak kembali mencuat di Indonesia. Pemerintah melalui sejumlah pihak mengungkapkan kekhawatiran terhadap potensi konten negatif di dalam platform tersebut. Namun, Asosiasi Komunitas Roblox Indonesia (AKRI) menilai langkah pemblokiran bukanlah solusi terbaik, melainkan regulasi yang jelas dan edukasi yang memadai.

Co-Founder AKRI, Lilik Adi Ribowo, menyampaikan bahwa Roblox memang memiliki potensi dampak negatif jika tidak diawasi dengan baik. Namun, ia menegaskan bahwa platform ini sebenarnya sudah memiliki sistem pembatasan usia dan fitur pengawasan orang tua (parental control). Menurutnya, alih-alih memblokir, pemerintah sebaiknya melakukan pendekatan yang kolaboratif.

Baca Juga:Kasus Judi Online di Bantul: Polda DIY Klarifikasi Soal Penangkapan 5 Pelaku yang Rugikan Bandar

“Kami percaya pendekatan yang lebih efektif adalah melalui edukasi, regulasi yang jelas, dan kerja sama antara komunitas, pembuat konten, orang tua, serta pemerintah,” ujar Lilik kepada media pada Sabtu (9/8/2025).

Lilik menekankan bahwa Roblox bukan sekadar gim tunggal, melainkan sebuah ekosistem platform yang mirip dengan YouTube, Instagram, atau TikTok. Di dalamnya, pengguna dapat membuat, membagikan, dan memainkan berbagai jenis konten, mulai dari permainan kasual, pengalaman edukatif, hingga proyek profesional. Dengan sifatnya yang terbuka, Roblox memberi ruang bagi kreator dari berbagai latar belakang untuk berkarya.

Bagi AKRI, Roblox justru membawa potensi besar bagi generasi muda Indonesia untuk bersaing di panggung internasional. Lilik mengungkapkan bahwa sejumlah kreator asal Indonesia telah meraih prestasi global, termasuk memenangkan kompetisi internasional dan memperoleh penghasilan signifikan dari karya mereka di platform ini.

“Sebaliknya, kami melihat Roblox sebagai peluang emas bagi anak-anak muda Indonesia untuk berprestasi. Banyak kreator lokal yang sudah menghasilkan karya berkualitas, bahkan diakui di dunia internasional,” jelasnya.

Sebagai bukti nyata pemanfaatan Roblox di bidang pendidikan, AKRI mengaku telah bekerja sama dengan beberapa kementerian dan lembaga negara, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan, dan institusi pendidikan PKN STAN. Melalui kolaborasi ini, mereka mengembangkan gim edukatif berbasis Roblox yang dirancang untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cara interaktif dan menarik bagi siswa.

Menurut Lilik, dukungan pemerintah terhadap platform ini dapat diwujudkan melalui regulasi yang mencegah konten negatif sekaligus mendorong pemanfaatannya secara positif. Ia juga menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak di dunia digital.

“Kami sangat mendukung adanya regulasi untuk melindungi anak-anak di platform digital, tetapi harus dilakukan secara cerdas dan proporsional,” ujarnya. Ia menambahkan, meningkatkan literasi digital orang tua dan pendidik menjadi kunci, termasuk pemahaman tentang fitur parental control yang tersedia.

Selain itu, AKRI aktif menjalin komunikasi dengan pihak Roblox global untuk menyampaikan aspirasi komunitas Indonesia. Upaya ini mencakup permintaan peningkatan perlindungan terhadap pengguna lokal dan penyesuaian kebijakan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia.

Lilik juga menyoroti bahwa kontribusi Indonesia di ekosistem Roblox tidak hanya dalam bentuk konsumsi konten, tetapi juga produksi. Beberapa talenta Indonesia kini bekerja langsung di Roblox, baik di bidang teknis maupun pengembangan komunitas, dan sebagian merupakan anggota aktif AKRI. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk menjadi bagian penting dari industri kreatif digital global.

Di sisi lain, wacana pelarangan Roblox sebelumnya juga mendapat sorotan dari tokoh publik. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, sempat mengeluarkan imbauan agar siswa tidak bermain Roblox karena dinilai mengandung unsur kekerasan. Namun, Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa pemerintah belum memiliki rencana resmi untuk memblokir platform tersebut.

“Belum ada rencana, belum ada sampai kita evaluasi. Ada Dirjen Pengawasan Ruang Digital yang terus memantau,” kata Meutya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Menurut Meutya, setiap kebijakan terkait platform digital akan melalui proses kajian dan evaluasi terlebih dahulu. Hingga kini, belum ada rekomendasi dari Direktorat Jenderal terkait untuk mengambil langkah pemblokiran.

Bagi para pelaku industri kreatif digital, pernyataan ini memberi harapan bahwa akan ada ruang diskusi sebelum kebijakan tegas diambil. AKRI memandang hal tersebut sebagai kesempatan untuk menyampaikan data, bukti, dan program nyata yang telah mereka jalankan untuk memastikan Roblox digunakan secara aman dan bermanfaat.

Dalam konteks perkembangan industri gim global, Roblox menjadi salah satu platform dengan jumlah pengguna aktif terbesar. Keunggulannya terletak pada kemudahan pembuatan konten tanpa memerlukan kemampuan pemrograman tingkat lanjut, sehingga mendorong lahirnya gelombang kreator muda. Potensi ini, jika dioptimalkan, dapat menjadi modal besar bagi Indonesia untuk membangun ekonomi kreatif digital yang bersaing di pasar internasional.

Polemik seputar Roblox di Indonesia mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam mengelola platform digital di era keterbukaan informasi. Regulasi yang adaptif, peran aktif komunitas, literasi digital masyarakat, serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menyeimbangkan perlindungan pengguna dengan kebebasan berkreasi. Bagi AKRI, perdebatan ini bukan sekadar tentang memblokir atau tidak, tetapi bagaimana menjadikan platform seperti Roblox sebagai sarana pendidikan, kreativitas, dan inovasi yang aman bagi semua kalangan.

Baca Juga:Pemkot Malang Gelar STMJ dan Canangkan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih