Masalah pembiayaan masih menjadi hambatan besar bagi cabang olahraga (cabor) sepak bola di Kota Malang. Manajer tim sepak bola putra Kota Malang, Hengky Bayu Firmansyah, menyatakan bahwa anggaran yang disediakan oleh KONI dan pemerintah daerah tidak mencukupi untuk persiapan Porprov Jawa Timur 2025.
Hengky menjelaskan, dana yang mereka butuhkan untuk persiapan selama satu tahun sekitar Rp 700 juta. Namun, anggaran yang diterima dari KONI pada tahun 2024 hanya Rp 150 juta.
Persiapan Tidak Maksimal
Dengan dana yang hanya mencakup 10 persen dari kebutuhan, Hengky merasa tim sepak bola putra Kota Malang berada dalam posisi sulit. Meski ada penganggaran tambahan di awal tahun 2025, tim sudah merugi dalam hal persiapan yang tidak optimal. Pada persiapan tahun ini saja, mereka memerlukan Rp 300 juta, sedangkan anggaran baru menutup setengah dari pengeluaran tersebut.
Baca juga:
Olahraga Tradisional Malang yang Masih Bertahan hingga Kini
Hal ini menyebabkan persiapan tim menjadi tidak ideal dan jauh dari harapan.
Kebutuhan Atlet Tidak Terpenuhi
Kurangnya pendanaan juga berdampak langsung pada kebutuhan para atlet. Menurut Hengky, banyak aspek penunjang yang seharusnya bisa meningkatkan performa atlet terpaksa belum bisa dimaksimalkan.
“Asupan nutrisi atlet jadi tidak maksimal, begitu juga kelengkapan seperti sepatu dan jersey,” ujarnya. Hengky menambahkan, bahkan para pelatih tidak bisa mendapatkan gaji yang layak karena keterbatasan anggaran.
Harapan untuk Anggaran yang Lebih Realistis
Hengky berharap, ke depannya pemerintah lebih realistis dalam menganggarkan dana untuk cabor. Menurutnya, seringkali cabor diberikan target tinggi, namun dukungan dana yang diberikan sangat minim. Dia menegaskan bahwa prestasi dalam sepak bola tidak bisa diraih secara instan, melainkan memerlukan dukungan penuh baik dari segi dana maupun fasilitas.
Baca juga:
PSM Makassar Siap Pertahankan Rekor Tak Terkalahkan Hadapi Arema FC