Lembah Indah Malang, sebuah destinasi wisata alam di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, mengalami penurunan jumlah wisatawan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Public Relation (PR) Manager Lembah Indah Malang, Yoyon Suryono, mengungkapkan penurunan ini mencapai 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Tahun lalu, tingkat hunian mencapai hampir 90 persen. Tahun ini baru sekitar 70 persen,” ujar Yoyon, Sabtu (20/12/2024). Penurunan ini diduga kuat akibat cuaca ekstrem yang memicu kekhawatiran wisatawan terhadap bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Wisata Alam Terdampak Cuaca
Lembah Indah Malang yang berkonsep wisata outdoor dengan pemandangan di lereng Gunung Kawi memang rentan terhadap kondisi cuaca. Dari total 38 unit akomodasi berupa glamping dan vila, hanya 26 unit yang terisi selama Nataru.
“Glamping dengan kamar mandi dalam memang masih sering penuh, tetapi untuk tipe glamping carani dan vila masih tersedia,” jelas Yoyon. Meskipun okupansi mencapai 70 persen selama musim liburan, jumlah ini tetap lebih baik dibandingkan hari biasa yang hanya 15 persen.
Baca Juga :
KPPN Malang Salurkan Rp5,6 Triliun KUR, Dorong Pertumbuhan UMKM
Strategi Promosi untuk Tingkatkan Kunjungan
Sebagai upaya meningkatkan kunjungan, pihak pengelola menambah paket grill dan barbeque yang diminati pengunjung. Namun, Yoyon menegaskan bahwa hiburan tambahan tidak diberikan untuk menjaga keheningan, sesuai keinginan mayoritas wisatawan yang berasal dari luar kota seperti Kalimantan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
“Mereka datang ke sini untuk melepas penat dari kesibukan kota dan menikmati ketenangan pegunungan,” pungkasnya.
Baca Juga :
Meriahkan Malam Tahun Baru, Pesta Rakyat di Balai Kota Malang Hadirkan Denny Caknan















