Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang melaporkan bahwa bawang merah menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi Kota Malang pada November 2024. Tingkat inflasi tercatat sebesar 0,24 persen, dengan kenaikan harga bawang merah mencapai 47,19 persen, memberikan andil 0,11 persen terhadap inflasi.
Kontribusi Komoditas pada Inflasi
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, dalam konferensi pers pada Senin (2/12/2024), menjelaskan bahwa selain bawang merah, beberapa komoditas lainnya turut memicu inflasi, seperti:
- Tomat, naik 38,15 persen, berkontribusi 0,03 persen.
- Emas perhiasan, naik 3,39 persen, memberikan andil 0,05 persen.
- Daging ayam ras, naik 3,07 persen.
- Minyak goreng, naik 0,67 persen.
- Sayuran lainnya, seperti labu siam (7,44 persen), kangkung (8,74 persen), dan buncis (9,44 persen).
Baca Juga : Tiket Kereta Api Libur Nataru dari Malang Ludes Terjual
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh faktor cuaca, yang berdampak pada penurunan hasil panen dan ketersediaan komoditas di pasar.
Komoditas Penahan Inflasi
Meski beberapa harga naik, beberapa komoditas mencatat penurunan harga sehingga menahan laju inflasi. Di antaranya:
- Cabai rawit, turun 11,08 persen.
- Cabai merah, turun 8,4 persen.
- Kentang, turun 6,86 persen.
- Bawang bombay, turun 10,61 persen.
- Pisang, turun 1,47 persen.
- Telur ayam ras, turun 0,29 persen.
Inflasi Kota Malang dan Regional Jawa Timur
Inflasi Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur pada November 2024 sama-sama tercatat sebesar 0,24 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat nasional yang mencapai 0,30 persen.
Inflasi tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kabupaten Bojonegoro, mencapai 0,46 persen, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Banyuwangi, sebesar 0,11 persen.
Baca Juga : Pilkada 2024 Malang, Bawaslu Temukan 140 TPS Terkendala Surat Suara















