InfoMalang – Program MBG di Kota Malang atau Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu terobosan penting yang kini dirasakan langsung oleh masyarakat. Hingga September ini, tercatat sudah ada sekitar 18 ribu penerima manfaat yang mendapatkan pasokan makanan sehat melalui program tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa keberadaan MBG bukan sekadar wacana, tetapi benar-benar dijalankan dengan sistematis dan terarah.
Dari total penerima, mayoritas adalah siswa sekolah dengan jumlah mencapai 17.700 anak. Sisanya, sekitar 325 orang merupakan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Fakta ini menunjukkan bahwa fokus utama program MBG di Kota Malang masih pada peningkatan gizi pelajar yang setiap hari membutuhkan asupan seimbang untuk mendukung tumbuh kembang mereka.
Enam Unit SPPG Sudah Beroperasi
Untuk menyalurkan program MBG di Kota Malang, pemerintah mengandalkan enam unit Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG). Sebenarnya, total ada sembilan SPPG yang sudah berdiri, namun tiga di antaranya masih menunggu jadwal operasional. Kekurangan tenaga dan alat memasak menjadi faktor utama mengapa belum semua unit bisa bergerak maksimal.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, keberadaan SPPG menjadi ujung tombak berjalannya program. Mereka bertugas memastikan makanan bergizi dapat diproduksi dan didistribusikan secara teratur. Slamet menegaskan bahwa meski masih ada kendala, MBG di Kota Malang tetap berjalan sesuai target.
Baca Juga:Apa Peran Strategis Jokowi di Dewan Penasihat Bloomberg New Economy?
Penyaluran untuk Siswa dan Ibu Hamil
Mekanisme penyaluran MBG di Kota Malang berbeda untuk tiap kategori penerima. Untuk pelajar, makanan akan diantarkan langsung ke sekolah masing-masing. Sedangkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, distribusi dilakukan melalui posyandu dengan bantuan kader kesehatan.
Sejauh ini, program untuk ibu hamil masih terbatas karena baru satu SPPG yang bisa menjalankannya, yaitu Yayasan LP Ma’arif NU di Kecamatan Klojen. Jika ingin diperluas, tentu perlu penambahan kuota dan kapasitas dapur. Slamet menyebut, program untuk kelompok rentan ini akan terus ditingkatkan sesuai kesiapan infrastruktur.
Dukungan dari Sekolah
Pihak sekolah menyambut baik program MBG di Kota Malang. Kepala SMPN 6 Kota Malang, Umi Kulsum, mengungkapkan ada 798 siswanya yang sudah menerima manfaat sejak April lalu. Ia menilai anak-anak lebih bersemangat belajar karena makanan yang diberikan selalu habis tanpa menyisakan banyak.
Menurut Umi, menu yang disajikan oleh SPPG juga bervariasi dan sesuai dengan selera siswa. Ada hidangan tradisional hingga menu modern seperti steak daging. Hal ini membuktikan bahwa penyedia makanan tidak hanya fokus pada gizi, tetapi juga memperhatikan cita rasa agar anak-anak tidak bosan.
MBG dan Peran Kantin Sekolah
Kehadiran MBG di Kota Malang ternyata tidak mengganggu aktivitas kantin sekolah. Umi menuturkan, kantin tetap buka seperti biasa karena jadwal pembagian MBG diatur siang hari. Dengan begitu, pagi hari siswa masih bisa membeli makanan atau jajanan di kantin sekolah.
Kebijakan ini disepakati bersama agar pendapatan pedagang kantin tetap terjaga, sekaligus memastikan program MBG berjalan lancar. Hal ini memperlihatkan bagaimana program pemerintah bisa disinergikan dengan aktivitas ekonomi sekolah tanpa menimbulkan konflik kepentingan.
Manfaat Kesehatan dan Sosial
Program MBG di Kota Malang tidak hanya bermanfaat dari sisi gizi, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan aspek sosial. Anak-anak kini mendapatkan makanan sehat yang menunjang konsentrasi belajar. Sementara untuk ibu hamil dan menyusui, MBG membantu menjaga kualitas asupan gizi bagi ibu dan bayi.
Dari sisi sosial, program ini memperkuat peran posyandu dan sekolah sebagai pusat distribusi. Interaksi antara penyedia layanan, kader kesehatan, guru, dan orang tua semakin erat, sehingga tercipta sinergi yang lebih baik dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.
Tantangan Ke Depan
Meski capaian MBG di Kota Malang cukup signifikan, tantangan masih ada. Keterbatasan SPPG menjadi salah satu masalah yang perlu segera diatasi. Dengan hanya enam unit yang beroperasi, distribusi ke ribuan penerima tentu membutuhkan manajemen yang ketat.
Selain itu, penambahan kuota untuk kelompok ibu hamil dan balita juga membutuhkan strategi pendanaan serta tenaga tambahan. Pemerintah perlu memastikan bahwa ekspansi program tidak mengurangi kualitas layanan yang sudah berjalan.
Harapan Masyarakat
Masyarakat Kota Malang berharap program MBG di Kota Malang bisa terus berlanjut bahkan ditingkatkan. Banyak orang tua merasa terbantu karena anak-anak mereka tidak hanya mendapat makanan gratis, tetapi juga makanan sehat yang sudah diperhitungkan gizinya.
Harapan ini sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia sekolah. Dengan program seperti MBG, anak-anak Kota Malang diharapkan tumbuh lebih sehat dan cerdas.
Evaluasi dan Perbaikan
Dispangtan menegaskan bahwa MBG di Kota Malang akan terus dievaluasi secara rutin. Evaluasi ini penting untuk menyesuaikan kebutuhan gizi, kualitas makanan, serta kepuasan penerima manfaat. Dengan mendengar masukan dari sekolah, posyandu, dan masyarakat, pemerintah dapat melakukan perbaikan agar program semakin tepat sasaran.
Seiring berjalannya waktu, diharapkan semua SPPG bisa beroperasi penuh sehingga jangkauan penerima semakin luas. Evaluasi juga akan membantu mengantisipasi hambatan, seperti kendala distribusi maupun ketersediaan bahan pangan.
Langkah Strategis
Keberhasilan MBG di Kota Malang hingga menjangkau 18 ribu orang menunjukkan bahwa program ini menjadi model implementasi kebijakan publik yang patut dicontoh. Dengan dukungan pemerintah, sekolah, dan masyarakat, program ini bisa bertransformasi menjadi gerakan bersama dalam memerangi masalah gizi di perkotaan.
Dengan fondasi yang sudah ada, langkah strategis berikutnya adalah memperluas cakupan dan memperkuat kapasitas SPPG agar semakin banyak warga yang merasakan manfaat. Program MBG bisa menjadi bukti nyata bahwa kebijakan pemerintah daerah mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat secara konkret.















