Infomalang – Program Ngalam Ngombe, gagasan dari Wali Kota Malang. Wahyu Hidayat bersama wakilnya Ali Muthohirin, menjadi langkah nyata untuk memperkuat komunikasi dua arah antara warga dan pemimpin daerah. Lewat pendekatan yang santai namun bermakna, program ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, keluhan, hingga ide-ide pembangunan secara langsung.
Dengan semangat keterbukaan dan kolaborasi, Ngalam Ngombe dirancang sebagai forum yang tidak hanya mendengarkan, tetapi juga menindaklanjuti setiap suara rakyat. Program ini mencerminkan komitmen Pemkot Malang dalam membangun pemerintahan yang responsif, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Makna dan Filosofi di Balik Ngalam Ngombe
Nama Ngalam Ngombe memiliki makna yang unik dan khas. Akronim dari NGObrol MBois IlakEs ini menggambarkan suasana ngobrol santai yang tetap bermuatan serius. Filosofinya sederhana mendekatkan pemimpin dengan rakyat melalui percakapan yang alami, tanpa jarak, dan tanpa sekat formalitas.
Dalam konteks budaya Malang, istilah “ngombe” yang berarti minum menggambarkan aktivitas ringan yang sering dilakukan sambil berbincang. Hal ini menjadi simbol keterbukaan, di mana pemerintah ingin hadir tidak hanya di balik meja rapat, melainkan di tengah kehidupan warga. Melalui pendekatan ini, masyarakat diharapkan lebih leluasa menyampaikan pendapat tanpa rasa sungkan atau canggung.
Tujuan Utama Program Ngalam Ngombe
Program Ngalam Ngombe tidak sekadar kegiatan seremonial. Tujuan utamanya adalah menciptakan wadah komunikasi efektif yang dapat mempercepat penyelesaian masalah di lapangan. Pemerintah Kota Malang ingin memastikan bahwa setiap keluhan warga tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dengan solusi konkret.
Selain itu, forum ini juga berfungsi sebagai sarana evaluasi berbagai program pembangunan yang telah berjalan. Melalui dialog langsung, pemerintah bisa mengetahui sejauh mana kebijakan diterima masyarakat dan apa saja yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, Ngalam Ngombe menjadi jembatan penting dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang transparan dan partisipatif.
Ngalam Ngombe dengan Konsep Interaktif dan Tidak Formal
Salah satu keunikan Ngalam Ngombe terletak pada konsepnya yang tidak kaku. Kegiatan ini dirancang agar terasa akrab dan mudah diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Wali Kota Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak akan dilakukan secara formal seperti rapat pemerintahan, melainkan melalui interaksi langsung di lapangan.
Bahkan, Wahyu berencana untuk berkeliling menggunakan sepeda motor agar bisa menjangkau lebih banyak warga di berbagai wilayah. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam turun langsung dan mendengar suara rakyat tanpa batasan protokol. Dengan suasana yang lebih santai, warga diharapkan merasa nyaman berbicara tentang masalah lingkungan, fasilitas publik, hingga ide-ide kreatif untuk kemajuan kota.
Baca juga: Rendra Masdrajad Safaat Dorong Pihak Provinsi Segera Selesaikan Proyek Drainase Suhat
Ngalam Ngombe Sebagai Wadah Aspirasi dan Solusi Cepat
Melalui Ngalam Ngombe, setiap warga Malang diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan permasalahan di wilayahnya. Baik persoalan infrastruktur, kebersihan, maupun pelayanan publik, semuanya dapat dibicarakan langsung bersama Wali Kota dan perangkat daerah terkait.
Menariknya, program ini tidak hanya mendengarkan aspirasi, tetapi juga menghadirkan solusi di hari yang sama. Pemerintah berkomitmen untuk merespons setiap keluhan secara cepat melalui koordinasi langsung antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dengan sistem seperti ini, warga bisa merasakan hasil nyata dari dialog yang dilakukan tanpa harus menunggu waktu lama.
Frekuensi dan Pelaksanaan Program Ngalam Ngombe
Program Ngalam Ngombe direncanakan berjalan satu kali setiap minggu, dengan menyasar wilayah di tingkat RW. Sebelumnya, forum dialog semacam ini hanya dilakukan di tingkat kelurahan. Kini, dengan cakupan yang lebih kecil, pemerintah dapat menjangkau masyarakat secara lebih mendalam dan personal.
Wahyu Hidayat juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi kesempatan untuk melihat langsung pelaksanaan program RT Berkelas yang sudah disosialisasikan. Dengan pendekatan langsung ke lapangan, pemerintah dapat menilai efektivitas program tersebut dan menyesuaikan strategi berdasarkan masukan warga.
Dampak Positif Ngalam Ngombe bagi Warga Malang
Kehadiran Ngalam Ngombe diharapkan membawa perubahan positif dalam hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat akan merasa lebih didengarkan dan dilibatkan dalam proses pembangunan kota. Program ini juga mendorong munculnya rasa memiliki terhadap kebijakan publik karena warga menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan.
Selain itu, komunikasi yang terjalin lewat Ngalam Ngombe dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ketika masyarakat melihat pemimpin mereka turun langsung, mendengarkan, dan memberikan solusi nyata, maka kepercayaan terhadap kinerja pemerintah akan meningkat secara signifikan.
Ngalam Ngombe dan Harapan Kota Malang ke Depan
Melalui Ngalam Ngombe, Wali Kota Wahyu Hidayat berharap tercipta suasana pemerintahan yang kondusif dan harmonis. Kota Malang diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal keterbukaan dan kedekatan antara pejabat dengan rakyatnya.
Dengan komunikasi yang terbuka, pembangunan dapat berjalan lebih efektif karena didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah bukan lagi dianggap sebagai pihak yang jauh, tetapi sebagai mitra dalam mewujudkan kota yang lebih baik. Semangat inilah yang menjadi dasar lahirnya Ngalam Ngombe program yang sederhana, namun penuh makna bagi masa depan Kota Malang.
Ngalam Ngombe sebagai Simbol Kedekatan dan Kolaborasi
Program ini bukan sekadar inovasi komunikasi, melainkan bentuk nyata dari pemerintahan yang humanis. Melalui pendekatan yang santai, inklusif, dan penuh empati, Wali Kota Malang bersama jajaran pemerintah menunjukkan bahwa suara rakyat adalah fondasi utama dalam pembangunan.
Jika dijalankan secara konsisten, Ngalam Ngombe dapat menjadi model baru dalam membangun kedekatan sosial dan kepercayaan publik. Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan warga, Kota Malang bisa tumbuh sebagai kota yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga kuat dalam hubungan antar manusianya kota yang benar-benar hidup bersama warganya.
Baca juga: Buntut Keracunan MBG di MTs Al Khalifah, Polisi Kirim Sampel Makanan ke Laboratorium Forensik















