Infomalang – Nahdlatul Ulama (NU) Kota Malang mengambil langkah konkret dengan membentuk Satuan Tugas Anti-Judi Online dan Pinjaman Online Ilegal (Satgas Anti-Judol dan Pinjol). Langkah ini menjadi bentuk nyata komitmen dalam melindungi umat, khususnya generasi muda, dari jerat digital yang kian berbahaya.
NU Kota Malang Membangun Gerakan Santri Melawan Jeratan Digital
Gerakan pembentukan Satgas Anti-Pinjol dan Judol bermula dari sebuah diskusi sederhana di Gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma). Dalam forum yang dikemas melalui Workshop Bebas dari Jeratan Pinjol dan Judol, para tokoh dan akademisi sepakat untuk tidak lagi sekadar berbicara, tetapi bertindak nyata. Dari ruang itu lahir semangat baru melindungi masyarakat, terutama santri, dari jebakan digital yang dapat menghancurkan masa depan mereka.
Melalui Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH PCNU) menjadi penggagas utama inisiatif ini. Ketua LPBH PCNU, Dr. Fachrizal Afandi, menyampaikan bahwa fenomena pinjol ilegal dan judi daring bukan hanya pelanggaran hukum, melainkan tragedi sosial yang meluas. Banyak rumah tangga hancur dan kehidupan berubah karena jeratan ekonomi instan yang ditawarkan oleh dua praktik ilegal tersebut. Ia menegaskan, NU harus hadir sebagai pelindung masyarakat di tengah derasnya tantangan digital saat ini.
NU Kota Malang Membentuk Satgas Sebagai Benteng Perlindungan Masyarakat
Satgas Anti-Pinjol dan Judol dibentuk sebagai garda terdepan dalam memberikan edukasi, advokasi, dan pendampingan hukum kepada masyarakat. Kehadiran satgas ini tidak berhenti di tingkat kota, tetapi menjangkau hingga ke kecamatan dan kelurahan. Dengan melibatkan kader-kader santri, ingin menciptakan sistem perlindungan berlapis yang dekat dengan masyarakat.
Dr. Fachrizal menegaskan bahwa kehadiran Satgas bukan untuk menggantikan peran aparat penegak hukum, tetapi sebagai mitra dalam upaya preventif dan edukatif. Kolaborasi dengan pihak kepolisian, lembaga pendidikan, serta tokoh masyarakat menjadi kunci agar gerakan ini berkelanjutan dan berdampak luas. Menurutnya, masyarakat harus punya tempat aman untuk mengadu sebelum menjadi korban, karena penanganan dini jauh lebih efektif daripada penegakan hukum setelah terlambat.
Baca juga: Pemkot Malang Imbau Masyarakat Berikan MPASI Sehat dan Alami bagi Buah Hati
NU Kota Malang Menyoroti Bahaya Judi Online yang Kian Terselubung
Perkembangan teknologi membuat judi online kini tampil dengan wajah baru. Tidak lagi dalam bentuk kasino virtual, melainkan permainan ringan yang seolah tidak berbahaya. Fachrizal menyoroti bahwa banyak orang tidak menyadari dirinya sedang berjudi karena platform digital tersebut dikemas secara menarik dan adiktif. Hal inilah yang membuat edukasi digital menjadi sangat penting bagi masyarakat.
Melalui Satgas Anti-Judol berencana melakukan sosialisasi masif di pesantren, kampus, dan komunitas masyarakat. Tujuannya agar generasi muda lebih peka terhadap tanda-tanda jebakan judi online dan mampu mengendalikan perilaku digitalnya. Pencegahan melalui pendidikan adalah langkah paling strategis untuk menghentikan rantai korban baru.
Menggerakkan Santri Sebagai Pelopor Literasi Digital
Santri memiliki peran besar dalam gerakan ini. Sebagai bagian dari komunitas pendidikan yang berakar kuat pada nilai moral dan agama, santri dipandang sebagai agen perubahan yang efektif. NU Kota Malang berharap para santri dapat menjadi pelopor literasi hukum dan keuangan digital di lingkungannya. Mereka bukan hanya belajar agama, tetapi juga memahami bagaimana menjaga diri dari ancaman dunia digital.
Gerakan ini juga menjadi momentum penting bagi para santri untuk memperkuat peran sosialnya di tengah masyarakat. Menumbuhkan kesadaran bahwa menjadi santri bukan hanya soal menuntut ilmu agama, tetapi juga menjaga moral sosial dan membantu masyarakat keluar dari jeratan ekonomi digital yang tidak sehat. Dengan demikian, santri menjadi benteng moral sekaligus pelindung di tengah masyarakat modern.
NU Kota Malang Berkolaborasi dengan Lembaga Pendidikan dan Aparat
Dalam pelaksanaannya, Satgas tidak dapat bekerja sendirian. Oleh karena itu, kerja sama lintas sektor menjadi langkah strategis. Kolaborasi dilakukan bersama aparat penegak hukum, lembaga keuangan, lembaga pendidikan, serta organisasi keagamaan lain di Malang Raya. Pendekatan ini diharapkan menciptakan ekosistem yang kuat untuk memberantas pinjol dan judi online.
Melalui kerja sama tersebut, ingin membangun sistem pendampingan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Edukasi di sekolah dan pesantren, kampanye digital, serta pelatihan hukum dasar menjadi bagian dari program kerja Satgas. Dengan cara ini, tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan terlindungi.
NU Kota Malang Didukung ISNU dalam Perang Melawan Pinjol dan Judol
Gerakan Satgas Anti-Pinjol dan Judol mendapat dukungan penuh dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Malang. Ketua ISNU, Dr. Alfin Mustikawan, menegaskan bahwa pinjol dan judol telah menjadi dua racun sosial baru yang merusak generasi muda, terutama kalangan Gen Z. Banyak anak muda tergoda oleh janji keuntungan cepat tanpa memahami risiko hukum dan psikologis di baliknya.
Lebih dari 300 anggota ISNU siap bergabung untuk memperkuat gerakan ini melalui riset, edukasi, dan advokasi. Menurut Dr. Alfin, persoalan pinjol dan judol tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan ekonomi. Diperlukan sinergi antara pendidikan, budaya, dan psikologi sosial agar masyarakat tidak sekadar diberi larangan, tetapi juga diberi pemahaman dan solusi alternatif.
Menjadikan Sebagai Jihad Sosial
Gerakan melawan pinjol dan judol bukan hanya kampanye hukum, melainkan bentuk jihad sosial. Ini adalah perjuangan untuk menjaga martabat manusia agar tidak terjerumus dalam ilusi kekayaan instan di dunia digital. Satgas yang dibentuk diharapkan menjadi perpanjangan tangan dalam memperkuat nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kesejahteraan sosial di tengah masyarakat.
Langkah ini menegaskan bahwa NU tidak hanya menjadi penjaga tradisi keagamaan, tetapi juga pelindung moral di era digital. Dari ruang diskusi yang sederhana di Unisma, lahirlah semangat besar untuk membangun benteng sosial yang kokoh.
Baca juga: Pemkot Malang Gelar Kegiatan Sosialisasi KUR Perumahan dan FLPP















