Breaking

Pertama Kali, Pemkab Malang Anggarkan APBD untuk Beli 5 Truk Sampah Canggih

MALANG, Jawa Timur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengambil langkah serius dalam menangani masalah limbah. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025, Pemkab Malang mengalokasikan dana untuk pengadaan lima unit truk armroll. Ini menjadi momen bersejarah karena merupakan kali pertama pengadaan armada canggih dibiayai sepenuhnya oleh APBD daerah, menandai komitmen kuat pemerintah setempat terhadap kebersihan lingkungan.

Komitmen Anggaran yang Belum Ideal

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang, Ahmad Dzulfikar Nurrahman, menjelaskan bahwa pengadaan lima unit armroll ini sedang dalam proses dan ditargetkan terealisasi pada September 2025.

“Tahun ini kita juga ada pengadaan dari APBD sebanyak lima unit. Ya sekitar rata-rata satu truk Rp 600 juta dikali lima jadi sekitar Rp 3 miliar,” ungkap pejabat yang akrab disapa Avi ini.

Avi menegaskan bahwa pengadaan truk armroll menggunakan APBD Kabupaten Malang tahun ini adalah yang pertama kalinya sepanjang sejarah.

Sebelumnya, semua pengadaan armada selalu bergantung pada bantuan dari pemerintah pusat atau program lain.

“Ini pertama kalinya APBD bisa dialokasikan untuk pengadaan . Ini baru pertama kali, (sebelumnya) nggak pernah ada. (Selama ini) dari pusat semua, nggak ada yang dari , baru kali ini. Makanya ini juga komitmen dari kepala daerah untuk serius menangani permasalahan limbah,” jelasnya.

Baca Juga:Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah, Kemenko PMK dan Pemkab Malang Siapkan Migran Center

Meski demikian, Avi juga mengakui bahwa alokasi anggaran untuk penanganan perlimbahan masih jauh dari ideal. Ia menyebut, anggaran ideal untuk sektor pelimbahan minimal tiga persen dari total.

Dengan APBD Kabupaten Malang yang mencapai sekitar Rp 5 triliun, idealnya anggaran persampahan mencapai Rp 150 miliar. Namun, saat ini angkanya masih berada di kisaran Rp 40 hingga Rp 50 miliar.

“Masih jauh,” tuturnya. Namun, ia optimis bahwa keterbatasan anggaran tidak akan menjadi halangan untuk terus berupaya.

Peningkatan Armada dan Cakupan Layanan

Dengan penambahan lima unit lori armroll ini, total armada lori armroll yang dimiliki oleh DLH Kabupaten Malang akan bertambah menjadi 77 unit.

Angka ini juga didukung oleh penambahan unit dari program Corporate Social Responsibility (CSR). Sebelumnya, DLH telah menerima satu unit lori armroll dari Bank Jatim Cabang Kepanjen dan satu unit dari PT.

Bagong Dekaka Makmur. Menjelang akhir Agustus 2025, satu unit trek armroll lagi akan diterima dari PG Krebet melalui program CSR.

“Nantinya total unit ada 77 armroll. Untuk kapasitas satu empat sampai lima kubik,” kata Avi.

Meskipun penambahan armada ini signifikan, Avi menjelaskan bahwa peningkatan cakupan layanan tidak hanya bergantung pada jumlah lori.

Ada banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan, seperti ketersediaan sumber daya manusia, bahan bakar, dan kontainer.

Namun, ia memprediksi akan ada peningkatan cakupan layanan minimal dua persen dari angka saat ini. “Sekarang di angka kurang lebih 40 persen, sisanya pengurangan sekitar 14 persen,” bebernya.

Upaya pengurangan limbah di Kabupaten Malang dilakukan melalui berbagai program, seperti bank , Tempat Pengolahan limbah-Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R), dan Tempat Pembuangan (TPS) yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan. “TPS3R kurang lebih ada 50 yang tersebar di 33 kecamatan di Kabupaten Malang,” tambah Avi.

Sebagai tambahan, Avi juga menyoroti peran serta masyarakat dan pelaku usaha dalam menyumbang retribusi. Kontribusi ini mencapai sekitar Rp 3 hingga Rp 4 miliar per bulan, menunjukkan partisipasi aktif warga dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.

Langkah bersejarah ini menunjukkan bahwa Pemkab Malang serius dalam menangani masalah perlimbahan, sebuah isu krusial yang berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

Langkah Berani untuk Masa Depan Berkelanjutan

Keputusan Pemkab Malang untuk mengalokasikan APBD demi pengadaan limbah adalah sebuah langkah progresif yang patut diapresiasi.

Ini menunjukkan pergeseran paradigma dari hanya mengandalkan bantuan eksternal menjadi kemandirian finansial dalam mengatasi masalah internal.

Meski anggaran yang ada masih jauh dari ideal, inisiatif ini membuktikan bahwa ada kemauan politik yang kuat untuk menjadikan pengelolaan limbah sebagai prioritas.

Pembelian lori armroll dengan kapasitas yang memadai akan sangat membantu operasional pengangkutan dari TPS menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Dengan armada yang lebih modern dan fungsional, proses pengangkutan menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Hal ini juga akan mengurangi penumpukan di tempat-tempat pembuangan sementara yang sering kali menjadi sumber masalah lingkungan dan kesehatan.

Lebih dari sekadar pengadaan infrastruktur, langkah ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Dengan adanya fasilitas yang memadai, pemerintah dapat lebih mudah mendorong masyarakat untuk memilah dari sumbernya, mendukung program-program pengurangan seperti bank limbah dan TPS-3R.

Partisipasi aktif masyarakat, ditambah dengan komitmen pemerintah, adalah kunci utama untuk mewujudkan Kabupaten Malang yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Bahwa meskipun dihadapkan pada keterbatasan anggaran, komitmen politik yang kuat dapat membuka jalan bagi solusi inovatif dan berkelanjutan.

Dengan terus berinvestasi pada sektor lingkungan, Kabupaten Malang menunjukkan visi jangka panjang untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warganya.

Baca Juga:3.000 Porsi Perdana, Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Malang Resmi Dimulai