Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berkomitmen menurunkan angka stunting menjadi 9 persen pada tahun 2025. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak di wilayah Kabupaten Malang.
Saat ini, menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, angka stunting di Kabupaten Malang masih berada di angka 18 persen. “Kalau menurut bulan timbang, stunting di Kabupaten Malang 6,2 persen, tapi menurut aplikasi dari Kemenkes masih 18 persen,” ujar Bupati Malang, Sanusi, Selasa (10/9/2024).
Kerja Sama CSR untuk Kesehatan dan Pendidikan
Baca juga:
Pemkot Malang Prioritaskan 11 Program Utama di Tahun 2025
Pemkab Malang menggandeng perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR) untuk membantu menurunkan angka stunting. Salah satu perusahaan yang berpartisipasi adalah Indomaret, yang memberikan bantuan gizi kepada anak-anak dalam upaya pencegahan stunting. “Ini bentuk kepedulian dari Indomaret CSR untuk membantu masyarakat,” ungkap Sanusi.
Selain bidang kesehatan, Sanusi juga berharap agar perusahaan-perusahaan lain dapat berkontribusi melalui CSR di sektor pendidikan. Program kesehatan dan pendidikan ini juga menjadi prioritas nasional yang terus digalakkan.
Inisiatif Program Kesehatan dan Insentif Kader
Selain CSR, Pemkab Malang juga menjalankan program pemberian makanan bergizi melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Untuk mempercepat penurunan stunting, Pemkab berencana meningkatkan insentif bagi kader kesehatan yang berperan penting dalam penanganan stunting. “Jika berhasil menurunkan angka stunting dari 18 persen menjadi 9 persen, insentif akan naik dari Rp1 juta menjadi Rp2 juta,” pungkas Sanusi.
Baca juga:
Pj. Walikota Iwan Beberkan 11 Kegiatan Prioritas Pembangunan Kota Malang