infomalang.com/ MALANG – Persaingan antar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Malang kian terasa memanas. Tiga BUMD milik Pemkab Malang kini berebut mendapatkan suntikan dana segar senilai Rp15 miliar yang telah diproyeksikan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2026. Ketiga BUMD tersebut yakni Perumda Tirta Kanjuruhan, Perumda Jasa Yasa, dan Perumda Artha Kanjuruhan.
Rapat maraton antara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Malang dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemkab Malang digelar di gedung dewan pada Selasa (5/8/2025). Rapat tersebut berlangsung sejak sore hingga malam hari dengan agenda utama membahas rencana belanja penyertaan modal untuk BUMD. Dalam forum itu, masing-masing direksi BUMD diberi kesempatan memaparkan rencana bisnis sekaligus proyeksi pengembangannya ke depan.
Rencana Penyertaan Modal Rp15 Miliar
Wakil Ketua TAPD Pemkab Malang, Tomie Herawanto, mengungkapkan bahwa penyertaan modal daerah senilai Rp15 miliar ini merupakan bagian dari strategi memperkuat kinerja BUMD. Dana tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan sekaligus mendongkrak kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Nah, terkait proyeksi alokasi penyertaan modal Rp15 miliar itu, hari ini tiga BUMD kita gali, memaparkan rencana bisnis dan pengembangannya mana yang paling menjanjikan,” ungkap Tomie, yang juga menjabat sebagai Kepala Bappeda Kabupaten Malang.
Ia menambahkan, alokasi dana tersebut belum tentu dibagi rata. Pihaknya bersama Banggar akan mengkaji secara detail rencana pengembangan dari setiap BUMD untuk menentukan apakah penyertaan modal diberikan pada satu, dua, atau ketiga BUMD sekaligus. “Maka dari itu, nanti akan dikaji, apakah anggaran penyertaan modal ini nantinya untuk satu BUMD saja, atau untuk ketiganya,” jelasnya.
Menurut Tomie, tujuan utama penyertaan modal ini adalah memberikan dukungan nyata agar BUMD dapat memperluas jangkauan layanan, meningkatkan kinerja, dan berkontribusi lebih besar terhadap PAD Kabupaten Malang. Meski demikian, pihaknya mengakui bahwa performa ketiga BUMD tersebut tidak sama. Ada yang terus menunjukkan peningkatan kinerja, ada pula yang cenderung stagnan, bahkan merugi.
Baca Juga:Satpol PP Tertibkan Pengamen di Perempatan Rampal, Imbau Warga Tak Memberi Uang di Jalan
“Namun, selama mereka tetap eksis dan memberikan manfaat pelayanan kepada masyarakat, itu sudah menjadi nilai lebih. Tinggal bagaimana rencana bisnis mereka bisa meyakinkan kami bahwa dana tersebut akan memberikan dampak signifikan,” lanjut Tomie.
Bahkan, Tomie membuka peluang bahwa plafon penyertaan modal tersebut bisa bertambah jika rencana bisnis yang dipaparkan ketiga BUMD menunjukkan prospek menjanjikan. “Jadi, nanti tetap ada dinamika, bisa jadi lebih dari Rp15 miliar. Apalagi, ketika tentunya setiap BUMD harus bisa meyakinkan akan menghasilkan kontribusi PAD-nya berapa,” tegasnya.
Tirta Kanjuruhan Ajukan Tambahan Dana
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Kanjuruhan, Syamsul Hadi, menyampaikan bahwa pihaknya mengajukan kebutuhan modal sebesar Rp20 miliar. Dana tersebut, kata Syamsul, akan digunakan untuk memperkuat layanan pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten Malang. “Secara ideal, penyertaan modal yang kami butuhkan untuk meningkatkan layanan pemenuhan air bersih mencapai Rp20 miliar,” ujarnya.
Syamsul menegaskan, pihaknya telah menargetkan kontribusi PAD sebesar Rp15,5 miliar pada tahun ini. Dengan tambahan modal sesuai kebutuhan, Tirta Kanjuruhan siap menaikkan target kontribusi menjadi hampir Rp17 miliar pada tahun mendatang. “Kami optimistis, jika mendapat dukungan penyertaan modal yang memadai, kontribusi PAD kami bisa naik signifikan,” ungkapnya.
BUMD Lain Juga Siapkan Strategi
Di sisi lain, Perumda Jasa Yasa dan Perumda Artha Kanjuruhan juga memaparkan rencana pengembangan bisnis masing-masing. Meski tidak secara terbuka menyebutkan angka kebutuhan modal, keduanya menekankan pentingnya dukungan penyertaan modal untuk memperbaiki layanan dan memperluas sektor usaha.
Para anggota Banggar DPRD Kabupaten Malang menyoroti pentingnya pengelolaan modal yang tepat guna. Beberapa anggota dewan menekankan bahwa penyertaan modal ini bukan sekadar bantuan keuangan, tetapi investasi yang harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta meningkatkan PAD.
Keputusan Akhir Masih Dikaji
Keputusan akhir mengenai pembagian penyertaan modal ini akan ditentukan setelah kajian mendalam terhadap rencana bisnis dari ketiga BUMD. Hasil rapat dan kajian tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam pembahasan lanjutan RAPBD Kabupaten Malang 2026.
Persaingan ketat ini menjadi momentum bagi BUMD untuk menunjukkan kualitas manajemen dan inovasi mereka. Dengan strategi bisnis yang tepat, suntikan modal dari Pemkab Malang diharapkan dapat menjadi pendorong peningkatan layanan publik sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Baca Juga:Ekonomi Malang Naik 5,07% pada Triwulan I 2025, Ini Rinciannya















