Ekonom senior Aviliani mengungkapkan strategi jitu yang harus diterapkan perbankan dalam menghadapi tantangan likuiditas di tengah pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Menurutnya, penempatan dana perbankan di Surat Berharga Negara (SBN) sangat dipengaruhi oleh siklus pertumbuhan kredit. Di awal tahun, ketika kredit cenderung melambat, bank-bank biasanya meningkatkan pembelian SBN sebagai langkah pengamanan dan pengelolaan likuiditas yang efektif. Namun, ketika pertumbuhan kredit kembali meningkat, alokasi dana ke SBN akan dikurangi demi mendukung penyaluran kredit ke sektor riil.
Aviliani, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan di Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS), menambahkan bahwa dalam lima hingga enam tahun terakhir, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kredit. Ketimpangan ini menyebabkan tekanan likuiditas yang dapat mengganggu stabilitas sistem perbankan jika tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat. Oleh karena itu, ia menilai penting bagi perbankan untuk mengembangkan instrumen yang inovatif guna meningkatkan likuiditas dan menarik lebih banyak DPK dari masyarakat.
“Bank harus kreatif dalam menawarkan produk-produk simpanan yang menarik bagi masyarakat, seperti suku bunga yang kompetitif, fitur fleksibel, dan layanan digital yang user-friendly,” ujar Aviliani dalam wawancara di program Power Lunch pada Jumat (21/3/2025).
Baca juga: Kiamat Saham Sudah Tiba? Ramalan Kiyosaki Jadi Kenyataan!

Lebih lanjut, Aviliani menekankan pentingnya langkah proaktif perbankan dalam menjaga kesehatan likuiditas. Menurutnya, perbankan tidak bisa lagi hanya mengandalkan strategi konvensional. Mereka harus mengeksplorasi berbagai pendekatan baru untuk menarik dana masyarakat dan memastikan bahwa kecukupan likuiditas tetap terjaga meskipun kondisi pasar fluktuatif.
Dalam konteks ini, perbankan diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga stabilitas sektor keuangan nasional dengan memperkuat manajemen likuiditas dan memperluas basis DPK. Aviliani mengingatkan bahwa antisipasi terhadap risiko dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan pasar akan menjadi kunci keberhasilan perbankan dalam menghadapi tantangan ke depan.
Baca juga: Awas! Perang Dagang Bikin Dana Jumbo Kabur!















