Breaking

Ramai Motor Mogok di Malang Setelah Isi Pertalite, Ahli Mesin Soroti Dugaan Kontaminasi Mangan dan Air

InfomalangSebuah fenomena yang meresahkan tengah melanda para pengguna kendaraan roda dua di Kota Malang. Maraknya kasus motor mogok atau mengalami gejala brebet (tersendat) parah setelah melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.

Gejala ini, yang meliputi kehilangan tenaga, sulit distarter, hingga mesin mati mendadak, membuat sejumlah bengkel di Kota Malang kebanjiran pelanggan dengan keluhan yang seragam dalam waktu yang sangat singkat.

Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, melakukan sidak di Malang dan menyatakan Pertalite aman digunakan.

Kondisi kontradiktif antara jaminan pemerintah dan kenyataan di lapangan ini memicu kekhawatiran serius di kalangan konsumen, mendorong para ahli mesin dan pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan mendalam guna menemukan penyebab pasti dari masalah teknis yang terpusat ini.

Lonjakan Signifikan Keluhan dan Temuan Awal Bengkel Lokal

Beberapa bengkel di wilayah Malang melaporkan adanya peningkatan signifikan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam jumlah motor yang mengalami brebet.

Ibenk, pemilik Bengkel Sam Dadi Jaya Motor di Jalan Simpang Gajayana, misalnya, mencatat lonjakan drastis, dengan lima pelanggan datang bersamaan pada Rabu (29/10/2025) dengan keluhan seragam motor tersendat.

“Biasanya, kami hanya menangani satu hingga dua kasus seperti ini per minggu. Tapi kali ini, jumlahnya meningkat tajam dalam waktu sehari. Ini sangat aneh,” ujar Ibenk.

Hal yang lebih membingungkan, setelah dilakukan pemeriksaan awal, Ibenk menyebut tidak ditemukan kerusakan pada komponen vital seperti fuel pump. Anehnya, motor-motor tersebut kembali normal hanya setelah busi diganti.

“Setelah busi diganti, motor langsung lancar lagi. Kami sendiri belum bisa memastikan apakah ini murni karena bahan bakar atau ada faktor teknis lain, tapi gejala yang terjadi secara serempak ini sangat mencurigakan,” tambahnya.

Fenomena serupa dan temuan teknis yang lebih spesifik dilaporkan oleh Bengkel Estu Langgeng Motor, Jalan Mertojoyo, Lowokwaru.

Mekanik bernama Indra menyampaikan, sejak awal pekan, bengkelnya menerima hingga empat motor per hari dengan keluhan yang sama, brebet dan kehilangan tenaga.

Mayoritas kendaraan yang datang merupakan motor injeksi keluaran terbaru yang notabene sangat sensitif terhadap kualitas bahan bakar.

Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada sistem bahan bakar, ditemukan adanya kotoran lengket berwarna hitam pekat pada saringan bahan bakar.

“Saringan itu berubah warna menjadi hitam pekat, ini jelas menandakan adanya kontaminasi atau kandungan yang tidak lazim di dalam bensin,” jelas Indra.

Solusi yang dilakukan bengkel adalah menguras tangki, membersihkan saringan, dan mengganti busi.

“Setelah tangki dan saringan dikuras serta busi diganti, performa motor langsung normal,” tambahnya, menegaskan bahwa masalah berpusat pada bahan bakar yang baru diisikan.

Baca Juga: Ayah Jerome Polin, Marojahan Sintong Sijabat, Meninggal Dunia di Usia 58 Tahun

Analisis Ahli Mesin ITB: Dugaan Kontaminasi Air dan Mangan

Menanggapi maraknya laporan motor mogok di Malang, Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri, memberikan penjelasan teknis yang komprehensif.

Tri Yuswidjajanto menyebut, gejala brebet bisa disebabkan oleh beberapa faktor kritis yang berkaitan langsung dengan kualitas dan komposisi bahan bakar:

  1. Tercampurnya Air: “Jika bensin bercampur air, proses pembakaran akan terganggu secara signifikan. Campuran air akan membuat api pembakaran kecil atau bahkan hilang, dan mesin tidak bisa bekerja optimal,” jelasnya. Ia menekankan bahwa untuk membuktikan hal ini, diperlukan uji laboratorium resmi terhadap sampel BBM dari SPBU dan dari tangki motor korban.
  2. Dugaan Kandungan Mangan Berlebih: Tri menyoroti faktor lain yang mungkin lebih serius dan konsisten dengan temuan bengkel, yaitu penggunaan aditif tertentu seperti mangan (Manganese). Zat ini sering digunakan untuk meningkatkan angka oktan, namun jika kadarnya melebihi batas yang diizinkan, dapat menyebabkan kerak tebal dan keras pada elektroda busi. “Mangan yang berlebih bisa menyebabkan busi korslet atau apinya kecil. Itu yang menyebabkan motor jadi brebet dan kehilangan tenaga,” paparnya. Kotoran hitam lengket yang ditemukan mekanik bisa jadi merupakan indikasi awal dari kerak yang terbentuk cepat akibat kandungan aditif tertentu.
  3. Potensi Perbedaan Kualitas Impor: Ahli ITB ini juga menyinggung kemungkinan adanya perbedaan kualitas bahan bakar akibat impor. Ia menyebut, sebagian Pertalite yang beredar di Jawa Timur bisa jadi berasal dari luar negeri. Meskipun bahan bakar impor diwajibkan diuji sesuai standar migas sebelum diedarkan, Tri menekankan pentingnya verifikasi ulang yang ketat untuk memastikan tidak ada perbedaan spesifikasi yang memengaruhi performa mesin modern.

Tantangan Pengawasan dan Sanksi Pertamina

Tri Yuswidjajanto menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap seluruh proses distribusi BBM, mulai dari terminal penyimpanan hingga nozzle SPBU, agar tidak terjadi kontaminasi selama pengiriman atau penimbunan.

“Motor modern, terutama yang menggunakan sistem injeksi, sangat sensitif terhadap perubahan komposisi bahan bakar. Kontaminasi sekecil apapun bisa memicu masalah teknis serius,” tambahnya.

Ia menginformasikan bahwa tim laboratorium Pertamina saat ini sedang meneliti kemungkinan adanya kandungan mangan atau kontaminan lain dalam Pertalite yang beredar di beberapa wilayah Jawa Timur.

Menanggapi laporan masyarakat, Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui Area Manager Communication, Relations, dan CSR, Ahad Rahedi, menyatakan telah menerima empat laporan resmi dari wilayah Malang.

“Setiap laporan kami tangani sesuai mekanisme dan dengan cepat. Kami memastikan bahwa jika ada kendaraan terdampak dan terbukti akibat BBM kami, biaya perbaikan akan dikompensasi melalui proses yang terukur,” ujar Ahad.

Pertamina juga membuka kanal pelaporan resmi di SPBU maupun melalui Contact Center 135 agar masyarakat bisa melaporkan keluhan dengan mudah dan terstruktur.

Fenomena motor mogok ini menjadi ujian serius bagi Pertamina dan Kementerian ESDM terkait kontrol kualitas bahan bakar nasional. Masyarakat dan para pedagang kaki lima di bengkel kini menunggu hasil uji laboratorium resmi yang transparan untuk mendapatkan kejelasan dan mengembalikan kepercayaan terhadap mutu Pertalite di pasaran.

Baca Juga: Dishub Kota Malang Giat Operasi Gabungan Sadar Keselamatan dan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2025