Sebuah rekaman suara menghebohkan publik, di mana seorang pria diduga bernama Agus Buntung melakukan percakapan manipulatif dengan calon korban. Rekaman tersebut mengungkap ajakan untuk ritual di sebuah penginapan, yang disebut-sebut sebagai pembersihan dosa.
Isi Rekaman yang Memancing Perhatian
Dalam rekaman itu, pria diduga Agus terdengar menggunakan kata-kata manipulatif untuk membujuk seorang perempuan. Dia mengklaim tidak mungkin melakukan pelecehan seksual karena kondisi fisiknya, bahkan menyebut dirinya masih dirawat oleh ibunya.
“Kalaupun kita berdua di kamar, saya tidak bisa apa-apa,” ujar pria dalam rekaman tersebut. Dia menegaskan ajakan itu murni untuk ritual spiritual dan bukan untuk niat buruk lainnya.
Agus juga mencoba membangun kepercayaan dengan mengaku bisa membaca pikiran perempuan tersebut. “Setengah percaya, sedikit percaya, itu pikiranmu sekarang. Kalau kamu mau berubah, saya tetap di sini memberi tahu caranya,” sambungnya.
Baca juga:
Inilah 5 Aplikasi Musik Tanpa Iklan: Pilihan Terbaik untuk Mendengarkan Lagu Favorit
Proses Penyelidikan oleh Kepolisian
Menanggapi beredarnya rekaman ini, kepolisian setempat langsung bergerak melakukan pemeriksaan. Direktur Kriminal Umum menyebut rekaman tersebut telah diserahkan untuk analisis lebih lanjut menggunakan teknologi digital forensik.
“Kami meminta bantuan forensik digital untuk menguji keaslian dan isi rekaman ini,” ujar Direktur Kriminal Umum. Proses ini juga akan mendalami adanya indikasi manipulasi dan eksploitasi terhadap kelemahan korban.
Respons dan Langkah Selanjutnya
Hingga kini, pihak berwajib menyatakan bahwa korban tidak termakan oleh bujukan tersebut. Penyelidikan akan terus dilakukan untuk memastikan kebenaran dari dugaan pelecehan ini dan menentukan langkah hukum selanjutnya.
“Ada kalimat manipulatif yang dilontarkan pelaku, itu sedang kami dalami lebih lanjut,” kata pihak kepolisian. Polisi juga meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap modus serupa yang mungkin terjadi di masyarakat.
Baca juga:
Musisi dari Berbagai Penjuru Indonesia Berkumpul di Bali untuk Suarakan Krisis Iklim Lewat Musik