Seorang remaja berinisial ASA (17) asal Ngenep, Karangploso, Kabupaten Malang jadi korban pengeroyokan. Akibatnya, korban kini koma dan masih dirawat di RS Tentara dr Soepraoen, Kota Malang.
Kapolsek Karangploso AKP Moch Sochib mengatakan korban dikeroyok Jumat (6/9/2024), malam. Menurutnya, korban koma karena luka yang dialami cukup parah.
“Korban masih mengalami koma, dirujuk ke RST Soepraoen dari RS Prasetya Husada. Karena ada sejumlah organ dalam yang mengalami kerusakan, akibat dugaan penganiayaan,” ujar Sochib
Sochib mengatakan pihaknya telah mengamankan 8 orang yang diduga pelaku pengeroyokan. Beberapa pelaku mirisnya masih di bawah umur.
“Setelah mendapatkan informasi terkait kejadian itu. Kami langsung bergerak dan melakukan penyisiran, ada 8 orang yang kami amankan,” kata Sochib.
Baca Juga : DPRD Kota Malang minta ada pembahasan khusus anggaran Porprov 2025
Kronologi Pengeroyokan
Dari delapan orang yang diamankan, lima merupakan anak di bawah umur. Mereka PIA (15), MAS (17) RH (14), VM (16), dan HQN (16) mereka asal Kecamatan Karangploso. Sementara tiga orang lain adalah Ragil (19), warga Ngenep, Kecamatan Karangploso dan dua pelaku lain adalah Iman (25) dan Nurrochman (27), warga Kota Batu.
“Karena melibatkan anak di bawah umur, penanganan perkara kami serahkan ke PPA Satreskrim Polres Malang. Kami hanya penanganan awal saja,” tegas Sochib.
Sochib menjelaskan pengeroyokan berawal saat korban mengunggah atribut perguruan silat di status di aplikasi WhatsApp (WA). Hal itu kemudian diketahui oleh salah satu pelaku yang merupakan pesilat dan meminta klarifikasi kepada korban.
Saat diklarifikasi, korban menegaskan bahwa dirinya memang warga perguruan silat dengan atribut yang dikenakan. Tapi, setelah kroscek kembali, ternyata korban terbukti bukan merupakan warga perguruan silat tersebut.
Akhirnya, salah satu pelaku mengajak korban datang ke lokasi latihan, Jumat malam. Namun terjadi justru korban dikeroyok dan dianiaya hingga tak sadarkan diri.
“Korban diminta datang untuk ikut latihan, ternyata di lokasi terjadi pengeroyokan dan penganiayaan sampai korban tak sadarkan diri,” terang Sochib.
Sochib menambahkan korban sempat dibawa ke salah satu klinik terdekat setelah kejadian. Karena kondisinya lemah, korban kemudian dibawa ke RS Prasetya Husada.
“Namun karena kondisinya (korban), kemudian dirujuk ke RST Soepraoen. Informasinya mau dilakukan operasi pada bagian otak” imbuhnya.
Baca Juga : Pemkot Malang targetkan revitalisasi Alun-Alun Merdeka tuntas Desember 2024