PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 (Daop 8) Surabaya melakukan audiensi dengan Wali Kota Malang pada Kamis, 24 Juli 2025, di Balai Kota Malang. Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam merancang rencana revitalisasi Stasiun Malang, sekaligus memperkuat sinergi antara perusahaan transportasi pelat merah tersebut dengan Pemerintah Kota Malang demi peningkatan pelayanan publik berbasis rel.
Audiensi dipimpin oleh Executive Vice President (EVP) Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, dan diterima langsung oleh Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, bersama sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah kota. Dalam kesempatan itu, Wisnu menjelaskan bahwa Stasiun Malang termasuk salah satu stasiun dengan volume penumpang paling tinggi di wilayah Daop 8, sehingga pengembangan fasilitas menjadi kebutuhan mendesak.
“Kami hadir untuk memperkuat kerja sama yang baik antara KAI dan Pemerintah Kota Malang. Revitalisasi Stasiun Malang diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan transportasi dan memberikan kenyamanan lebih bagi masyarakat,” terang Wisnu Pramudyo dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Juli 2025.
Menurut Wisnu, rencana revitalisasi mencakup penataan ulang fasilitas penumpang, peremajaan area layanan, serta integrasi kawasan stasiun dengan pusat aktivitas kota. Tujuan akhirnya adalah menghadirkan stasiun yang bukan hanya menjadi simpul transportasi, melainkan juga ikon kebanggaan Kota Malang.
“Kami sangat terbuka dengan masukan dari pemerintah daerah dan masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa hasil revitalisasi ini memberikan dampak positif yang nyata, baik untuk mobilitas warga maupun bagi perkembangan kota,” tambahnya.
Pertemuan tersebut juga melibatkan berbagai dinas terkait, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Komunikasi dan Informatika, serta Satuan Polisi Pamong Praja. Masing-masing memberikan pandangan teknis terkait pengaturan lalu lintas, tata ruang kawasan stasiun, hingga rencana sosialisasi kepada masyarakat.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan apresiasi atas inisiatif yang ditunjukkan PT KAI. Ia menegaskan bahwa revitalisasi tidak hanya soal modernisasi fasilitas, tetapi juga pelestarian bangunan bersejarah yang menjadi identitas kota.
“Bangunan Stasiun Malang adalah bagian dari sejarah kota yang harus kita jaga. Revitalisasi boleh dilakukan, namun tetap perlu melibatkan ahli cagar budaya agar nilai historisnya tidak hilang. Selain itu, kami berharap penataan lalu lintas di sekitar stasiun juga menjadi prioritas, karena kawasan tersebut sangat padat aktivitas,” ujarnya.
Baca Juga: Kepala DPKPCK Buka Seleksi Sekda Malang
Pemerintah Kota Malang, lanjut Wahyu, siap mendukung penuh rencana revitalisasi selama dilaksanakan melalui koordinasi intensif dan berpihak kepada kepentingan masyarakat luas. Menurutnya, peningkatan layanan transportasi berbasis rel akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemacetan, dan mendukung konsep kota ramah lingkungan.
Wisnu juga menegaskan komitmen KAI untuk menghadirkan layanan yang lebih baik melalui transformasi stasiun. Ia mengungkapkan bahwa Stasiun Malang tidak hanya penting bagi warga lokal, tetapi juga menjadi pintu masuk wisatawan yang datang ke Malang dan daerah sekitarnya. Karena itu, fasilitas modern, tata ruang yang ramah penumpang, serta pelayanan prima harus menjadi prioritas.
“Kami berkomitmen menjadikan Stasiun Malang sebagai ikon layanan publik yang aman, nyaman, dan membanggakan. Revitalisasi ini adalah bagian dari upaya jangka panjang KAI untuk meningkatkan konektivitas antarkota di Jawa Timur dan memberikan pengalaman perjalanan terbaik,” ungkapnya.
Audiensi strategis ini menjadi awal dari serangkaian proses koordinasi antara KAI dan Pemkot Malang. Proses berikutnya akan melibatkan kajian teknis lebih detail, penyesuaian desain dengan rekomendasi ahli, serta pengaturan ulang akses keluar-masuk stasiun agar lebih tertata.
Dengan revitalisasi yang direncanakan, Stasiun Malang diharapkan mampu menjadi simpul transportasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi, memudahkan mobilitas, serta menjadi bagian dari wajah baru kota yang lebih modern tanpa kehilangan jati diri sejarahnya. Seluruh pihak sepakat bahwa keberhasilan revitalisasi akan sangat ditentukan oleh koordinasi yang solid, komitmen bersama, dan keberpihakan kepada masyarakat.
Melalui pertemuan ini, harapan besar digantungkan agar Stasiun Malang mampu berkembang menjadi pusat layanan transportasi unggulan. Sinergi antara PT KAI Daop 8 Surabaya dan Pemerintah Kota Malang menjadi bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur publik harus melibatkan banyak pihak demi menghasilkan manfaat maksimal bagi warga kota. Dengan langkah yang tepat, Stasiun Malang bukan hanya sekadar tempat keberangkatan dan kedatangan kereta, tetapi juga menjadi simbol kemajuan Kota Malang di masa depan.
Baca Juga: Penataan Juru Parkir: Dishub Kota Malang Siapkan Skema Inovatif 2025















