MALANG – Rumah doa umat Kristen di RT 03 RW 09 Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kota Padang, Sumatera Barat dibubarkan secara paksa oleh warga pada Minggu (27/07/2025).
Tempat tersebut diketahui milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) yang merupakan bagian dari Kristen Protestan.
Aksi tersebut diwarnai perusakan yang dilakukan oleh puluhan warga mendatangi rumah yang sedang berisi banyak orang, mulai dari dewasa hingga anak-anak.
Dilansir dari akun X @andreaasharsono pada Minggu (27/07/2025), terlihat massa selain membubarkan juga memutus listrik, merobohkan pagar rumah, menghancurkan jendela, mempertanyakan izin, dan dua anak terluka.
“Di Padang, ibadah dan sekolah Minggu dari Gereja Kristen Anugerah dibubarkan, listrik diputus, pagar rumah dirobohkan, jendela dihancurkan, izin dipertanyakan, dan dua anak terluka,” tulisnya dalam caption.
Aksi warga tersebut secara spontan membuat para jemaat terkejut. Jemaat pun langsung berlarian menyelamatkan diri, sementara anak-anak menangis histeris.
Di saat yang sama, sebagian massa merusak kursi dan kaca rumah dengan menggunakan balok kayu.
Baca Juga: Rekening Bank yang Nganggur Selama 3 Bulan Akan Dibekukan oleh PPATK
Sejak Minggu malam, Gereja Kristen Anugerah dijaga oleh 10 personel Brimob yang bertugas secara bergantian setiap delapan jam.
Seluruh kaca jendela yang sebelumnya rusak telah diganti, dan pagar gereja juga telah dinaikkan.
Beberapa tokoh masyarakat turut angkat suara, meminta polisi bertindak tegas karena penyerangan tersebut tidak mewakili masyarakat Padang.
Unggahan pun sontak menarik perhatian netizen. Banyak dari mereka yang kecewa dengan aksi massa tersebut. Namun ada juga yang menyoroti peran pemerintah yang kurang becus dalam mengatasinya.
“Orang orang tolol, menganut ajaran siapa itu. Baginda Rasululloh aja gak gitu. Gak ngerti lagi mau omong apa. Tapi ya gimana, faktor SDM, akal, dan kepribadian berpengaruh tambah memahami agama dengan cara yang salah,” ujar akun @IPut***.
“Lagi dan lagi … tapi Pak Menteri @Kemenag_RI pasti nggak akan komentar sebagaimana yang sudah-sudah terjadi. Sudahlah, bubarkan aja kementerian itu. Lebih baik jadi kementerian yang spesifik saja,” ujar akun @koko***.
“Apakah udah ada statement resmi dari pihak yang berwenang bahwa pelaku pembubaran ibadah dan perusakan tempat ibadah tersebut bermotif agama? Atau pernyataan dari para pelaku bahwa tindakan mereka mengatasnamakan agama tertentu? Bajunya aja gak nutup aurat gitu kok (celana di atas dengkul),” ujar akun @fifin***.
Baca Juga: Pendaki ini Takjub Melihat Kuda Liar di Gunung Babnain NTT: Serasa di Negeri Dongeng















