Breaking

Sejarah Alun-Alun Tugu Malang Bermula Sejak Masa Pemerintah Kolonial Belanda

Alun-Alun Tugu Malang merupakan salah satu tempat bersejarah di Indonesia yang menyimpan banyak cerita tentang masa lalu. Sejarah alun-alun ini bermula pada era Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, ketika Indonesia berada di bawah penjajahan.

Awal Mula Pembangunan

Alun-Alun Tugu Malang dibangun pada tahun 1920 oleh seorang arsitek bernama Thomas Karsten. Pada masa itu, alun-alun tersebut belum memiliki tatanan yang indah seperti sekarang ini, melainkan masih berupa taman terbuka sederhana yang berfungsi sebagai pelengkap halaman Gedung Kegubernuran Hindia Belanda. “Hasil pembangunan pada masa itu belum menjadi ‘alun-alun’ yang kita kenal sekarang, melainkan hanya taman yang belum dilengkapi dengan tugu, pagar, atau air mancur,” ujar seorang sejarawan lokal.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Alun-Alun Tugu Malang pada awalnya tidak memiliki fungsi yang signifikan sebagai ruang publik. Taman ini hanya menjadi tempat yang kurang terawat dan minim fasilitas, tanpa adanya perhatian khusus dari pemerintah kolonial.

Baca Juga : Malang Skyland, Tempat Wisata Instagramable dengan Pemandangan Alam Memukau

Fungsi dan Identitas Kota

Seiring berjalannya waktu, Alun-Alun Tugu Malang mengalami perubahan yang signifikan. Alun-alun di Jawa, termasuk Alun-Alun Tugu, menjadi identitas bagi kota dan kabupaten. Saat ini, alun-alun tersebut terletak di Jalan Tugu, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, dan telah bertransformasi menjadi simbol identitas Kota Malang.

Alun-Alun Tugu Malang kini berfungsi sebagai ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan bentuknya yang melingkar, alun-alun ini menyediakan area hijau yang nyaman untuk beraktivitas. “Masyarakat dapat menikmati waktu bersantai, berolahraga, atau sekadar berkumpul di area terbuka hijau ini,” tambah seorang warga setempat.

Dengan sejarah yang kaya dan peranannya sebagai pusat kegiatan masyarakat, Alun-Alun Tugu Malang tidak hanya berfungsi sebagai tempat bersejarah tetapi juga sebagai ruang sosial yang vital bagi warga Kota Malang. Dari awal pembangunannya oleh Thomas Karsten pada tahun 1920 hingga saat ini, alun-alun ini terus menjadi saksi bisu perkembangan dan perubahan kota, serta tetap memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga : Kasus Penipuan Developer Bodong di Malang, Masyarakat Rugi Miliaran dalam Dua Tahun Terakhir