Breaking

Transaksi QRIS di Kota Malang Meningkat 193 Persen, UMKM Jadi Penggerak Utama

Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin diminati masyarakat sebagai metode pembayaran. Hal ini terbukti dari total transaksi QRIS di Kota Malang yang mencapai Rp 476,9 miliar sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 193 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, menyampaikan bahwa QRIS akan terus diperluas penggunaannya di masyarakat. Salah satu keunggulan pembayaran nontunai ini adalah mengurangi kebutuhan membawa uang tunai dalam jumlah besar. Selain itu, transaksi menggunakan QRIS dapat menekan peredaran uang palsu, yang menjadi tantangan dalam sistem pembayaran tunai.

Baca Juga :Mengapa Kota Malang Menjadi Impian Para Calon Mahasiswa Baru?

Peran UMKM dalam Pertumbuhan QRIS

Hingga 13 September, tercatat sebanyak 698.986 merchant di Malang Raya telah menggunakan QRIS, dengan 475.494 di antaranya berada di Kabupaten dan Kota Malang. Mayoritas merchant yang menggunakan QRIS berasal dari sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang tidak lagi dibebani Merchant Discount Rate (MDR) untuk transaksi di bawah Rp 100 ribu. Hal ini menjadi faktor pendukung pertumbuhan transaksi nontunai.

Febrina juga memprediksi bahwa penggunaan uang tunai akan terus menurun seiring dengan peningkatan volume transaksi nontunai. Dengan target nasional mencapai 2,5 miliar volume transaksi QRIS tahun ini, tren pembayaran digital diharapkan semakin meluas. Bahkan, tujuh pemerintah daerah di wilayah kerja BI Malang telah mencapai kategori digital dalam Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

Baca Juga : Dukungan Relawan untuk Paslon WaLi Terus Menguat di Pilkada Malang 2024