Breaking

UB Kirim Dua Dokter untuk Misi Kemanusiaan di Gaza 2025

InfoMalangUniversitas Brawijaya (UB) mengirimkan dua dokter terbaiknya untuk terlibat dalam misi kemanusiaan di Gaza, Palestina. Langkah ini merupakan upaya nyata dari UB dalam membantu korban konflik berkepanjangan yang hingga kini masih menderita akibat situasi di wilayah tersebut. Bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Rahmah World Wide, Universitas Brawijaya secara resmi memberangkatkan dua tenaga medis dari Fakultas Kedokteran (FK) untuk memberikan bantuan langsung kepada warga Gaza yang membutuhkan bantuan medis.

Dokter kedua yang dikirim dalam misi ini adalah Dr dr Ristiawan Muji Laksono dan Dr dr Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat , yang merupakan staf pengajar di Fakultas Kedokteran UB. Mereka akan bertugas selama dua minggu di Gaza, bergabung dengan empat dokter lain yang dikirimkan oleh BSMI. Tugas mereka akan terfokus pada penanganan pasien di Rumah Sakit An-Nasr serta Rumah Sakit Eropa yang menjadi pusat pelayanan kesehatan utama bagi warga Gaza di tengah keterbatasan fasilitas medis akibat konflik.

Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo , menegaskan bahwa pengiriman tenaga medis ke Gaza adalah bentuk nyata dari tanggung jawab moral dan intelektual yang diemban oleh sivitas akademika Universitas Brawijaya. Menurutnya, ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti di ranah akademis, tetapi juga harus hadir untuk kemanusiaan.

Kita mungkin tidak mampu menghentikan perang, tetapi kita bisa mengirimkan harapan dan penyembuhan. Hari ini, kami mengirimkan cahaya orang-orang terbaik kami ke Gaza,” ujar Prof Widodo.

Baca Juga: Kreativitas Mahasiswa Universitas Brawijaya Hadirkan Bantengan NgrotoJoyo ke Dunia Digital

Tonggak Sejarah dan Donasi Besar

Menurut Ketua Umum DPN BSMI, Muhamad Djazuli Ambari , langkah Universitas Brawijaya ini menjadi tonggak sejarah penting karena Universitas Brawijaya merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia yang secara resmi mengirimkan tim dokter ke Gaza melalui kerja sama dengan BSMI. Hal ini menunjukkan komitmen nyata Universitas Brawijaya dalam mengedepankan peran kemanusiaan di tengah konflik berkepanjangan.

Pengiriman ini merupakan bagian dari tim ke-38 yang diberangkatkan BSMI untuk mendukung layanan kesehatan bagi masyarakat Gaza. Selain mengirimkan tenaga medis, UB juga menyerahkan bantuan berupa peralatan kesehatan senilai hampir Rp1 miliar yang bersumber dari donasi sivitas akademika dan alumni.

Donasi tersebut terdiri dari:

  • Rp700 juta yang dikumpulkan oleh alumni Fakultas Kedokteran UB

  • Rp290 juta yang berasal dari sivitas akademika UB

Bantuan ini diwujudkan dalam bentuk alat USG , jarum anestesi , cangkok tulang , serta berbagai peralatan medis lain yang dibutuhkan untuk mendukung operasi dan perawatan intensif di Gaza.

Suara dari Relawan

Dr dr Ristiawan mengungkapkan rasa keikhlasannya dalam memasak dengan misi tersebut.

“Saya merasa terpanggil karena ada peluang besar untuk berbuat demi kemanusiaan. Dengan keahlian saya sebagai dokter anestesi, saya yakin dapat membantu banyak pasien yang membutuhkan tindakan di ruang operasi, UGD, maupun ICU di Gaza,” ujarnya.

Sementara itu, Dr dr Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat menekankan bahwa kehadiran mereka bukan hanya untuk memberikan layanan medis, tetapi juga menjadi bentuk solidaritas Indonesia bagi Palestina. Keduanya telah mendapat pembekalan khusus untuk menghadapi situasi yang tidak terjadi di wilayah konflik tersebut.

Tantangan Berat di Lapangana

Misi kemanusiaan di Gaza bukanlah hal yang mudah. Para lawan akan menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk keterbatasan logistik dan kendala distribusi bantuan medis yang terhambat oleh ketentuan militer Israel. Selain itu, situasi keamanan yang tidak stabil membuat para tenaga medis harus mempersiapkan fisik dan mental secara matang sebelum berangkat.

Prof Dr Loeki Enggar Fitri , selaku Ketua UB Solidaritas Palestina , menjelaskan bahwa misi ini tidak hanya fokus pada pemberian layanan medis, tetapi juga sebagai wujud dukungan nyata UB terhadap perjuangan warga Palestina.

“Kami berupaya hadir di tengah krisis Gaza untuk memberikan dukungan nyata. Ini menjadi bagian penting dari peran UB dalam pengabdian masyarakat,” jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh Prof Dr Muchamad Ali Safa’at , Wakil Rektor II UB, yang menegaskan bahwa kontribusi ini lahir dari kesadaran kolektif sivitas akademika.

“Kami berharap kontribusi kecil ini bisa membantu meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Gaza. UB terpanggil bukan karena gengsi, tetapi karena kesadaran intelektual bahwa penderita manusia adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Baca Juga: Damkar Kabupaten Malang Bantu Siswi di Gondanglegi yang Jarinya Terjepit di Kursi