infomalang – Pemerintah Kota Malang menunjukkan komitmen kuat dalam menekan angka risiko stunting anak yang masih menjadi tantangan kesehatan serius.
Meskipun dihadapkan pada kebijakan efisiensi anggaran, penanganan stunting ditegaskan tetap menjadi agenda prioritas pembangunan daerah, terutama karena lebih dari dua ribu anak di Kota Malang terdata berpotensi mengalami kondisi tersebut.
Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menegaskan bahwa stunting tidak akan dikorbankan oleh penghematan anggaran, sebab masalah ini menyangkut masa depan generasi.
Pemerintah daerah kini memperkuat strategi berkelanjutan dengan fokus pada kolaborasi lintas sektor untuk memastikan intervensi tetap berjalan efektif.
Kolaborasi Pentahelix sebagai Solusi Pendanaan
Dalam menghadapi keterbatasan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pemkot Malang mengadopsi pola kolaborasi pentahelix.
Sinergi ini melibatkan lima elemen utama, akademisi, pelaku usaha, komunitas, media, dan pemerintah, yang dinilai mampu menjawab kebutuhan intervensi gizi yang tidak seluruhnya bisa didanai oleh anggaran daerah.
Baca Juga: Pemkot Malang Ajak Wujudkan Generasi Hebat dengan Bebas Stunting
-
Peran Dunia Usaha dan Sosial: Kontribusi dari program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) diarahkan untuk pemenuhan gizi, sementara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dilibatkan untuk menjangkau kelompok rentan.
-
Dukungan Akademisi: Perguruan tinggi melalui program mahasiswa didorong terlibat langsung dalam edukasi gizi, pendampingan keluarga, dan pemantauan tumbuh kembang anak, mengombinasikan riset dengan praktik lapangan.
Program Gizi dan Strategi Berfokus Wilayah
Keberadaan Program Makan Bergizi menjadi salah satu instrumen penting yang menyasar kelompok rentan, seperti ibu hamil dan anak usia dini.
Sebagian kuota program ini secara khusus diarahkan untuk mendukung percepatan penurunan risiko stunting, memastikan dampak efisiensi anggaran tidak mengganggu keberlanjutan intervensi gizi.
Untuk mencapai target yang realistis, Pemkot Malang menyiapkan strategi jangka menengah hingga panjang dengan fokus penanganan bertahap berdasarkan wilayah kecamatan.
Wilayah dengan progres tercepat akan dijadikan model untuk direplikasi di kecamatan lain. Pemerintah menargetkan potensi risiko stunting pada ribuan anak dapat dituntaskan dalam kurun waktu lima tahun.
Upaya berkelanjutan ini merupakan investasi jangka panjang Pemkot Malang untuk membangun fondasi kesehatan dan kecerdasan anak, optimis dapat menekan risiko stunting secara signifikan melalui komitmen kebijakan dan kerja sama lintas sektor.
Baca Juga: Pemkot Malang Lakukan Upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting






