Infomalang – Wabup Lathifah Shohib menjadi sosok sentral dalam Momentum Hari Santri Nasional 2025 yang berlangsung penuh makna bagi masyarakat Kabupaten Malang. Tak hanya sebagai peringatan rutin tahunan, Hari Santri juga menjadi momen untuk meneguhkan kembali nilai-nilai keislaman dan semangat kebangsaan di kalangan santri. Salah satu bentuk perayaan ini terlihat dari kegiatan tumpengan dan doa bersama yang diselenggarakan oleh DPC Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Malang di Gedung Yayasan Al-Maarif Singosari.
Sebagai tokoh yang dikenal dekat dengan kalangan pesantren, Wabup Lathifah menegaskan pentingnya menjaga tradisi keagamaan seperti tumpengan dan doa bersama. Tradisi tersebut bukan hanya bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, tetapi juga menjadi simbol persatuan antarumat dan bentuk penghormatan terhadap perjuangan para santri di masa lampau. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Hari Santri tidak hanya sekadar perayaan, melainkan momentum refleksi untuk memperkuat peran santri di era modern.
Wabup Lathifah Tekankan Makna Hari Santri sebagai Momentum Refleksi
Dalam kesempatan tersebut, Wabup Lathifah menegaskan bahwa Hari Santri memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi. Menurutnya, semangat santri telah menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Para santri dan ulama terdahulu ikut berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan serta mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengingatkan bahwa dari pesantrenlah muncul semangat jihad kebangsaan, cinta tanah air, dan komitmen untuk menjaga persatuan bangsa.
Lebih lanjut, Wabup Lathifah mengajak seluruh masyarakat, khususnya para santri, untuk menjadikan peringatan Hari Santri 2025 sebagai momen introspeksi diri. Ia berharap agar generasi muda mampu meneladani semangat juang para santri terdahulu dalam konteks kekinian. Menurutnya, menjadi santri masa kini berarti tidak hanya pandai dalam ilmu agama, tetapi juga mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tanpa kehilangan nilai moral dan identitas diri.
Wabup Lathifah Apresiasi Tradisi Tumpengan dan Doa Bersama FKDT
Kegiatan tumpengan dan doa bersama yang digelar oleh DPC FKDT Kabupaten Malang mendapatkan apresiasi tinggi dari Wabup Lathifah. Beliau menilai bahwa kegiatan tersebut mencerminkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT sekaligus memperkuat tali silaturahmi antaranggota FKDT. Tradisi seperti ini dinilai mampu menumbuhkan rasa kebersamaan dan memperkuat ukhuwah islamiyah di tengah masyarakat yang semakin beragam.
Selain itu, Wabup Lathifah juga menilai bahwa tradisi keagamaan seperti tumpengan dan doa bersama berperan penting dalam menjaga budaya lokal yang berakar kuat di pesantren. Ia berharap kegiatan tersebut terus dilestarikan karena mengandung nilai pendidikan moral dan sosial. Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk selalu rendah hati, bersyukur, serta memperkuat hubungan antarumat dalam suasana penuh kebersamaan.
Baca juga: Pemkot Malang Ajak Masyarakat Sadar dan Kenali Zona Bebas Rokok
Wabup Lathifah Dorong FKDT Jaga Komitmen Pendidikan Diniyah
Dalam sambutannya, Wabup Lathifah juga memberikan penghargaan tinggi kepada FKDT Kabupaten Malang yang terus berkomitmen membina lembaga pendidikan diniyah. Menurutnya, lembaga diniyah berperan besar dalam mencetak generasi muda yang berilmu, berakhlak, dan berkarakter. Ia menilai bahwa pendidikan diniyah tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk mentalitas santri yang disiplin, mandiri, dan berjiwa nasionalis.
Wabup Lathifah menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang akan terus bersinergi dengan FKDT dalam memperkuat sistem pendidikan keagamaan. Dukungan dari pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan kualitas madrasah diniyah agar lebih maju dan berdaya saing. Ia optimistis bahwa dengan kolaborasi yang baik antara FKDT dan pemerintah, Kabupaten Malang akan menjadi contoh daerah dengan pendidikan keagamaan yang unggul dan berintegritas.
Wabup Lathifah Ajak Santri Jadi Generasi Adaptif dan Berakhlak
Dalam pesan penutupnya, Wabup Lathifah mengajak seluruh santri untuk menjadi generasi adaptif di tengah perubahan zaman yang begitu cepat. Ia menekankan pentingnya santri masa kini untuk mampu berdakwah tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di ruang digital. Perkembangan teknologi, menurutnya, harus dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan dakwah yang menyejukkan. Dengan cara itu, peran santri akan semakin relevan di tengah arus globalisasi dan transformasi digital.
Wabup Lathifah juga menegaskan bahwa modernisasi tidak boleh membuat santri kehilangan jati diri. Ia berpesan agar para santri tetap menjaga akhlak, memperkuat karakter, dan terus berkontribusi bagi kemajuan daerah serta bangsa. Ia percaya bahwa generasi santri yang berilmu dan berakhlak akan menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang berkeadaban dan berkemajuan.
Wabup Lathifah Harap FKDT Jadi Teladan dalam Penguatan Nilai Keislaman
Terakhir, Wabup Lathifah menyampaikan harapannya agar FKDT Kabupaten Malang dapat menjadi teladan dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Menurutnya, FKDT memiliki potensi besar dalam mencetak kader-kader bangsa yang berkarakter religius dan nasionalis. Ia mengajak seluruh elemen FKDT untuk terus berinovasi dalam pengelolaan pendidikan diniyah agar mampu menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Di sisi lain, Wabup Lathifah juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar lembaga keagamaan dan pemerintah daerah dalam membangun pendidikan karakter di tingkat akar rumput. Dengan sinergi yang kuat, ia optimistis bahwa Kabupaten Malang dapat terus menjadi daerah yang religius, harmonis, dan berdaya saing tinggi. Momentum Hari Santri 2025 diharapkan menjadi awal baru untuk memperkuat semangat juang santri dalam berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Baca juga: Ada Bunker Belanda di Cor Jesu? Begini Penjelasan Wali Kota Malang















