infomalang.com/ – Seorang anggota DPRD Gorontalo dari PDIP, Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” yang terekam dalam sebuah video viral.Video berdurasi 1 menit 5 detik itu menampilkan dirinya melontarkan kalimat kontroversial.Tak ayal, publik pun bereaksi keras dan menuntut adanya tindakan tegas.
Dalam rekaman tersebut, Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” saat ia berada di dalam mobil bersama seorang perempuan.Ia menyebut tengah dalam perjalanan dinas ke Makassar, Sulawesi Selatan.Ucapan itu dianggap sangat tidak pantas keluar dari mulut seorang wakil rakyat.
“Kita rampok saja uang negara ini, biar semakin miskin,” ucapnya sambil tertawa.Pernyataan tersebut membuat masyarakat tersinggung karena dianggap arogan.Wajar jika kemudian Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” di berbagai media sosial.
Sikap Tegas PDIP
Menanggapi kasus ini, PDIP melalui juru bicara Guntur Romli menegaskan sikap tegas.Ia menyebut bahwa ucapan Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” termasuk pelanggaran berat.Kasusnya sudah masuk ke meja evaluasi pengurus pusat partai.
Ancaman pemecatan pun menguat, sebab PDIP ingin menjaga marwah partai di hadapan publik.Menurut Guntur, partai tidak akan menoleransi kader yang merusak citra dan integritas politik.“Sudah masuk evaluasi, termasuk pelanggaran berat. Ancaman sanksi pemecatan ada,” ujarnya.
Keputusan resmi terkait nasib Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” akan ditentukan melalui rapat partai.Namun, publik sudah menaruh ekspektasi besar agar sanksi tegas segera dijatuhkan.Langkah ini dinilai penting untuk meredam kemarahan masyarakat.
Permintaan Maaf Wahyudin Moridu
Pasca viral, Wahyudin menyampaikan permintaan maaf terbuka di media sosial.Ia mengakui khilaf dan menganggap ucapan itu hanyalah candaan yang keliru.“Saya mohon maaf beribu-ribu maaf kepada rakyat Gorontalo,” tulisnya.
Meski sudah meminta maaf, publik belum sepenuhnya menerima klarifikasinya.Ucapan Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” dinilai tetap mencederai etika pejabat publik.Warganet banyak yang tetap mendesak sanksi pemecatan.
Baca Juga:Faktor Penyebab Indonesia Turun ke Peringkat 7 dalam Adopsi Kripto Dunia
Klarifikasi Badan Kehormatan DPRD Gorontalo
Badan Kehormatan DPRD Gorontalo memanggil Wahyudin untuk memberikan keterangan resmi.Dalam penjelasannya, ia mengaku berada dalam pengaruh alkohol saat video dibuat.
Ketua BK, Fikram Salilama, menyebut Wahyudin masih mabuk ketika berbicara soal uang negara.
Meski begitu, alasan tersebut tidak sepenuhnya bisa diterima publik.Ucapan Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” tetap dianggap pelanggaran berat.BK menegaskan klarifikasi itu dibuka ke publik dengan persetujuan Wahyudin sendiri.
Tekanan agar ia dipecat semakin menguat, baik dari masyarakat maupun kalangan aktivis.
Kasus ini menambah daftar panjang kontroversi wakil rakyat yang lupa etika.Tanggung jawab moral seorang pejabat publik tidak bisa dinegosiasikan.
Dampak Terhadap Kepercayaan Publik
Kasus Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” menimbulkan krisis kepercayaan publik.Masyarakat menilai ucapan itu bukti lemahnya moralitas sebagian pejabat.Padahal, rakyat berharap wakil mereka menjadi teladan, bukan sebaliknya.
Bagi Gorontalo, kasus ini mencoreng nama baik lembaga legislatif.Warga mendesak agar proses hukum dan sanksi politik dijalankan tanpa pandang bulu.Hanya dengan cara itu, kepercayaan masyarakat bisa dipulihkan.
Selain itu, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi partai politik.Seleksi kader harus lebih ketat, tidak hanya berdasarkan popularitas.Integritas harus menjadi syarat mutlak sebelum seseorang maju ke parlemen.
Pada akhirnya, Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” akan menjadi catatan hitam perjalanan politiknya. Publik kini menunggu keputusan resmi PDIP dan DPRD Gorontalo terkait sanksi yang akan dijatuhkan.Apakah pemecatan atau hanya teguran, semua masih dalam proses evaluasi.
Yang jelas, kasus ini sudah memperlihatkan betapa seriusnya dampak ucapan seorang pejabat publik.Ucapan yang dianggap sepele bisa meruntuhkan kepercayaan masyarakat dalam sekejap.Semoga peristiwa Wahyudin Moridu Disorot Usai Ucapan “Ingin Rampok Negara” menjadi pengingat bagi pejabat lain agar lebih berhati-hati.
Kasus ini juga menunjukkan betapa kuatnya peran media sosial dalam membentuk opini publik, sekaligus menegaskan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan integritas setiap pejabat negara di Indonesia.
Baca Juga:Rencana Besar Prabowo Naikkan Gaji ASN hingga Pejabat Negara Jadi Sorotan Publik















