Breaking

Wujudkan Mandiri: 80 Kelompok Ternak Malang Raih Bimtek Peternakan Modern.

infomalang.com/ ,KEPANJEN, Kabupaten Malang – Semangat untuk mewujudkan kemandirian dan modernisasi sektor peternakan di Kabupaten Malang semakin membara. Sepanjang tahun ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang secara masif menggelar berbagai kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang menyasar lebih dari 80 kelompok ternak. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 50 kegiatan, menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas peternak lokal. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong para peternak agar dapat berternak dengan cara yang lebih efisien dan efektif, sehingga mampu bersaing di era modern.

Respon Atas Kebutuhan Peternak: Materi Bimtek Komprehensif

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo, menjelaskan bahwa pemberian bimtek ini merupakan tindak lanjut dari banyaknya usulan yang datang dari desa-desa melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa program bimtek ini lahir dari kebutuhan riil di lapangan, bukan sekadar inisiatif dari atas.

Kegiatan bimtek yang dilakukan mencakup berbagai aspek penting dalam dunia peternakan, dirancang secara komprehensif untuk membekali peternak dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Materi yang disampaikan meliputi:

  • Cara Budidaya Ternak: Dari pemilihan bibit unggul, manajemen kandang, hingga reproduksi ternak yang efisien.
  • Pengolahan Pakan: Peternak diajarkan cara mengolah pakan secara mandiri, memanfaatkan limbah pertanian lokal, serta inovasi pakan untuk efisiensi biaya dan nutrisi optimal.
  • Pemasaran Online: Memasuki era digital, peternak milenial khususnya diajarkan strategi pemasaran produk ternak melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram, termasuk teknik membuat konten dan caption yang menarik untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
  • Pengolahan Produk Turunan: Materi ini fokus pada cara mengolah hasil ternak menjadi produk bernilai tambah, membuka peluang pendapatan baru dan memperluas rantai nilai.

Eko Wahyu Widodo mengungkapkan bahwa sekitar 50 persen dari program bimtek ini sudah berjalan. “Kami terus memperkuat materi-materi yang dibutuhkan masyarakat, termasuk tren peternakan modern seperti beternak tanpa ngarit,” ujarnya. Konsep “beternak tanpa ngarit” merujuk pada metode budidaya yang meminimalkan kebutuhan hijauan segar harian, seringkali melalui penggunaan pakan fermentasi atau konsentrat, yang memungkinkan efisiensi waktu dan tenaga.

Inovasi Produk dan Peningkatan Kualitas Kesehatan Hewan

Dinas Peternakan Kabupaten Malang tidak hanya berhenti pada aspek budidaya dan pemasaran. Mereka juga memperkenalkan berbagai inovasi dalam pengolahan produk turunan ternak. Misalnya, pengolahan susu dan telur menjadi produk bernilai tambah seperti keju, margarin, dan makanan olahan siap saji. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual produk peternakan dan membuka peluang diversifikasi usaha bagi kelompok ternak.

Baca Juga:Amankan Wonosari: Polsek Singosari Intensifkan Patroli 3C & Kamtibmas.

Selain itu, aspek kesehatan hewan juga menjadi perhatian utama dalam bimtek. Materi yang diberikan mencakup:

  • Penanganan Penyakit Menular: Pencegahan dan penanganan dini penyakit yang bisa mengancam populasi ternak.
  • Biosekuriti: Penerapan standar keamanan hayati untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam kandang atau peternakan.
  • Pelatihan Pemotongan Hewan Sesuai Syariat (Juleha): Memastikan praktik pemotongan hewan dilakukan secara higienis dan sesuai dengan ketentuan agama, penting untuk produk halal dan kualitas daging.

Minat Beternak Meningkat, Potensi Pasar Menjanjikan

Eko Wahyu Widodo juga menyoroti peningkatan signifikan minat masyarakat untuk beternak. Salah satu penyebabnya tidak lepas dari faktor informasi digital, seperti YouTube dan media sosial, yang membuka wawasan baru tentang peluang dan potensi keuntungan dalam beternak. Selain itu, ketersediaan limbah pertanian yang melimpah di Kabupaten Malang menjadi keuntungan tersendiri. Limbah ini dapat diolah menjadi pakan ternak, sehingga memudahkan para peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan dan menekan biaya produksi.

Dari segi kebutuhan pasar, potensi sektor peternakan masih sangat tinggi. “Karena kebutuhan daging masih bergantung pada daging impor,” kata Eko. Fakta ini menunjukkan adanya celah pasar yang besar bagi peternak lokal untuk memenuhi permintaan domestik, mengurangi ketergantungan pada produk impor, dan pada akhirnya, memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dinas Peternakan menargetkan agar program bimtek ini dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak kelompok ternak di seluruh Kabupaten Malang. Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan sektor peternakan lokal akan semakin kuat, mandiri, berdaya saing, dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah serta kesejahteraan para peternak. Transformasi menuju peternakan modern dan mandiri di Malang kini semakin nyata.

Baca Juga:Harga Emas Dunia Melemah, Pasar Menunggu Kejelasan Kebijakan Tarif AS