Breaking

Black Campaign Warnai Kampanye Pilkada di Malang Raya, Tim Paslon Mulai Resah

Sejumlah tim pasangan calon (paslon) di Malang Raya mulai mengeluhkan serangan black campaign selama masa kampanye. Meskipun belum ada laporan resmi yang masuk ke Bawaslu, mereka mengindikasikan adanya penyebaran hoaks yang merusak citra paslon. Hoaks tersebut umumnya disebarkan melalui media sosial dan diduga bertujuan menjatuhkan lawan politik.

Keluhan Hoaks Tim Paslon

Salah satu juru bicara paslon M. Sanusi dan Lathifah Shohib, Ahmad Koesairi, mengungkapkan bahwa sekitar 100 informasi palsu mengenai paslon mereka telah tersebar di media sosial. Salah satu hoaks yang disebarkan menuduh pembiayaan kampanye mereka berasal dari hasil korupsi. Saat ini, tim mereka masih mengumpulkan bukti untuk dilaporkan ke Bawaslu.

Sementara itu, tim paslon Gunawan Wibisono HS dan dr Umar Usman (GUS) mengaku lebih memilih fokus pada kampanye positif. Meskipun demikian, mereka juga mengamati ada puluhan unggahan di media sosial yang mengarah pada kampanye negatif. Unggahan tersebut bahkan menyerang suku dan ras tertentu, seperti Jawa-Madura dan Jawa-Kalimantan.

Baca Juga : Dishub Kota Malang Percepat Pembangunan Parkir Vertikal di Eks Kantor DLH untuk Atasi Kemacetan Kayutangan

Bawaslu Imbau Kurangi Black Campaign

Koordinator Divisi Pencegahan Bawaslu Kabupaten Malang, Muhamad Hazairin, menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada pengaduan terkait black campaign. Menurutnya, black campaign menyebarkan informasi bohong, berbeda dengan negative campaign yang tetap berlandaskan fakta. Bawaslu mengimbau agar kampanye tetap santun dan tidak menghina lawan politik demi menjaga suasana kondusif.

Beberapa paslon di Kota Malang juga menghadapi serangan serupa. Tim paslon nomor urut tiga, Moch. Anton-Dimyati Ayatullah, mengeluhkan pemasangan banner bernada sarkasme. Anton menegaskan bahwa serangan semacam itu adalah bentuk kampanye hitam yang harus dihindari demi menjaga etika politik.

Baca Juga : Rekomendasi Tempat Service HP di Kota Malang