Bank Jatim dan Kemenko Perekonomian bekerja sama mendukung petani di Malang melalui perjanjian Pengembangan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura.
Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim, R. Arief Wicaksono, menjelaskan bahwa kerja sama ini mencakup pengecekan dokumen petani untuk pengajuan pembiayaan, baik melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun skema kredit lainnya.
Tujuan dari mendukung pertani
“untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hortikultura di Kabupaten Malang,” ujar Arief di Surabaya, Kamis.
Dalam kerja sama ini, Bank Jatim juga mendampingi manajemen ekonomi usaha pertanian dan pengelolaan keuangan petani untuk memanfaatkan KUR dan pembiayaan lainnya. Selain itu, mereka memfasilitasi penguatan inklusi keuangan guna mendukung budidaya pertanian dalam sistem kemitraan closed loop.
“Kolaborasi multi-stakeholders ini akan membantu dari hulu hingga hilir. Sehingga rantai pasok akan lebih baik dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani,” tambah Arief.
Baca Juga : Produksi Sampah di Kota Malang Tembus 778,38 Ton per Hari
Menurut Arief, pembiayaan sangat penting untuk menciptakan usaha pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan. Penandatanganan MoU ini bertujuan membantu petani memperoleh akses kredit yang terjangkau, yang dapat meningkatkan manfaat dari program closed loop.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian. Yuli Sri Wilanti, berharap program closed loop ini bisa meningkatkan produktivitas dan memberikan kepastian harga bagi petani di Kabupaten Malang.
Saat ini, tujuh daerah di Jawa Timur, termasuk Jember, Jombang, Pasuruan, dan Malang, menjadi pilot project untuk program ini.
Yuli menjelaskan bahwa program ini akan membangun ekosistem yang menyeluruh, mulai dari penyediaan pupuk dan bibit hingga pembiayaan dan pendampingan budidaya melalui good agriculture practices dan smart farming.
Dengan program ini, petani tidak perlu khawatir tentang penanaman atau pemasaran hasil pertanian. Semua aspek akan terintegrasi dalam kemitraan tersebut.
“Pola tanam akan lebih teratur sesuai permintaan pasar, sehingga tidak ada over supply yang menyebabkan harga turun,” tambah Yuli.
Bupati Malang, Sanusi, berharap keberhasilan program ini di Kabupaten Malang dapat menjadi contoh bagi pengembangan hortikultura di Jawa Timur. Program ini diharapkan bisa diperluas ke daerah lain sehingga dampaknya lebih masif.
“Semoga sektor hortikultura di Kabupaten Malang semakin maju dan berkembang.” tutup Sanusi.
Baca Juga : 29 SMK Swasta di Kota Malang Gagal Penuhi Pagu