Jumlah mahasiswa di Kota Malang cukup besar, namun keberadaan mereka dinilai tidak terlalu mempengaruhi perilaku pemilih dalam Pilkada. Menurut Andyka Mutaqqin SAP MAP, Dosen FIA Universitas Brawijaya, mahasiswa dari luar daerah memiliki dampak yang minimal terhadap pemilihan lokal.
Pengaruh Mahasiswa Luar Daerah
Mutaqqin menyampaikan pandangannya dalam sesi Bincang Santai (Bonsai) di Universitas Brawijaya. Ia menekankan bahwa sebagian besar mahasiswa UB berasal dari luar daerah, seperti Jabodetabek dan berbagai wilayah di Jawa Timur. “Secara makro, pengaruh mereka terhadap Pilkada Kota Malang bisa dibilang minimal,” ujar Mutaqqin. Faktor geografis membuat mahasiswa tersebut tidak terlalu terlibat dalam dinamika politik lokal.
Baca Juga : Potensi Pemenang Pilkada Kota Malang 2024, Akademisi Sebut Tidak Ada Calon Menonjol
Interaksi dan Dampak Tidak Langsung
Meski demikian, Mutaqqin menambahkan bahwa interaksi antara mahasiswa lokal dan non-lokal dapat menciptakan pengaruh tidak langsung. Terutama, interaksi ini berpotensi membentuk sikap pemilih muda yang lebih kritis dalam memilih. “Interaksi ini bisa membawa pengaruh, terutama di kalangan pemilih muda yang lebih kritis,” jelasnya lebih lanjut.
Era Digital dan Kampanye Politik
Selain itu, ia juga menyoroti pengaruh era digital yang telah mengubah cara kampanye politik. Menurutnya, kampanye kini lebih mengandalkan teknologi dan media sosial untuk menjangkau pemilih muda. “Era digital telah mengubah banyak aspek kampanye, dari metode konvensional ke digital,” tambah Mutaqqin. Di tingkat lokal, kampanye pun diprediksi akan lebih kreatif dan berbasis teknologi, mirip dengan yang terjadi di tingkat nasional.
Baca Juga : Polres Malang Tingkatkan Pengamanan Jelang Pilkada 2024