Kota Malang mengalami deflasi sebesar -0,14 persen (mtm) sepanjang September 2024, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Agustus yang mencatat inflasi sebesar 0,04 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi di Kota Malang tercatat sebesar 1,62 persen (yoy) dan 0,45 persen (ytd).
Deflasi ini terutama dipicu oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar -0,18 persen (mtm). Selain itu, kelompok transportasi juga menyumbang deflasi dengan andil sebesar -0,02 persen (mtm). Komoditas seperti cabai rawit, cabai merah, bensin, telur ayam ras, dan daging ayam ras menjadi penyumbang deflasi terbesar.
Baca Juga : Polda Jatim Ungkap Jaringan TPPO Berkedok Panti Pijat di Malang
Kenaikan Terbatas Beberapa Komoditas
Meskipun terjadi deflasi, kenaikan harga pada beberapa komoditas menahan deflasi lebih lanjut. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen (mtm), sementara kelompok pakaian dan alas kaki serta perlengkapan rumah tangga menyumbang masing-masing 0,01 persen (mtm). Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas pisang, jagung manis, emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.
Penurunan harga makanan terjadi karena pasokan melimpah, terutama cabai rawit dan cabai merah yang sedang masa panen. Sementara itu, kenaikan harga minyak goreng dipicu oleh lonjakan harga CPO dunia pada akhir September 2024. Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Daerah, dan Bank Indonesia terus diperkuat untuk menjaga inflasi tetap terkendali.
Baca Juga : Rekomendasi Tempat Wisata di Malang bagi Wisatawan Baru