Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Bisnis

Kabupaten Malang Miliki Tembakau Unggulan dari Sumberpucung

78
×

Kabupaten Malang Miliki Tembakau Unggulan dari Sumberpucung

Share this article

Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah penghasil tembakau terbaik. Tepatnya di Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung tembakau menjadi salah satu varietas andalan bagi masyarakat sekitar. Tembakau menjadi salah satu varietas yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Sebab, penjualan tembakau disebut menjadi ladang yang menjanjikan.

Salah satu petani tembakau di Desa Sambigede, Sukamto mengatakan potensi tembakau di Kabupaten Malang khususnya di desa yang dihuninya sangat tinggi. Karena ia mendengar cerita, sejak dulu tembakau sangat subur, sehingga ia tertarik untuk meneruskan.

Juragan Kost

“Dari nenek moyang dulu memang tembakau di sini bagus. Tanahnya beda dengan wilayah lain. Dan saat dicoba, rasanya (tembakau) memang beda,” kata Sukamto

Sukamto sendiri saat ini menggarap sawah yang ditanam tembakau sekitar 2,3 hektare (ha). Namun sebenarnya, ada sekitar 100 ha sawah tembakau secara keseluruhan di Desa Sambigede. Untuk jenis tembakau yang ditanam yakni Sidi yang berasal dari Tulungagung.

“Dari tahun 2022 kami mencoba untuk menanam jenis tembakau asli dari sini. Tapi saat ini masih di sertifikasi Balitas,” ungkap Sukamto.

Baca Juga : Rawan Kekeringan akibat musim kemarau, Petani Terima Bantuan Pompa

Hasil dari Tembakau di desa Sambigede

Hasil dari tembakan Sambigede itu rata-rata dijual eceran. Sukamto mengaku kebanyakan saat ini proses penjualan ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Dengan banyaknya permintaan, Sukamto bersama rekan-rekannya kemudian membuat semacam klaster pada sawah yang ditanami tembakau itu. Dari situ, ia juga mencoba memproduksi hasil tembakau dengan kemasan menarik.

“Untuk memunculkan tembakau dari Sumberpucung. Biar orang tahu bahwa di sini ada tembakau berkualitas,” kata Sukamto.

Disinggung tentang ciri tembakau dari Sumberpucung, Sukamto mengaku sebenarnya tidak jauh beda dengan tembakau lain. Hanya saja, tembakau yang ia tanam tidak memiliki tangkai yang besar.

“Masa panen itu bisa 100 sampai 120 hari. Itu kalau dari hasil tembakaunya tua, karena kami ingin menjaga kualitas. Karena semakin tua semakin terasa rasa tembakaunya itu,” ucap Sukamto.

Per hektare nya, Sukamto bisa menghasilkan 1,2 ton tembakau kering. Per kilo kering jika sudah dicacah, bisa dijual hingga Rp 110-120 ribu. “Kalau hasil panen tahun lalu, bisa dijual Rp 160-170 ribu per kilogramnya. Karena kalau kualitasnya lebih bagus, ya lebih mahal harganya,” beber Sukamto.

Menariknya, Sukamto mengaku rasa tembakau dari Sumberpucung sangat berbeda dengan rokok yang biasa dijual di pasaran. Sebab, pihaknya menitikberatkan kualitas asli tembakau itu sendiri.

“Kalau rokok biasanya kan kuat di saosnya. Tapi kalau tembakau ini asli, jadi rasanya, berat sedotannya itu memang benar-benar murni dari tembakaunya,” ungkap Sukamto.

Saat ini Sukamto telah memiliki tembakau yang telah dikemas. Dan dari sekian banyak petani tembakau di Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, hanya Sukamto dan rekan-rekannya yang telah membuat kemasan.

“Awalnya hanya ingin memunculkan tembakau sini. Tapi untuk memajukan kemudian kami buat kemasan yang dijual Rp 20 ribu per kemasan 50 gram,” ungkap Sukamto.

Namun, Sukamto dan rekan-rekannya saat ini masih menunggu izin dari produk yang dibuatnya tersebut. Dan kedepan, pihaknya akan segera memasarkan produk tembakau Sumberpucung tersebut jika telah keluar izinnya.

Baca Juga : Wisata Karangkates Malang Jadi Ruang Edukasi Ibu-Ibu Hamil