Kegiatan bersih desa adalah salah satu cara penting untuk melestarikan budaya lokal. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memberikan bantuan sebesar Rp 5 juta untuk setiap kegiatan bersih desa. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, tercatat ada 150 kegiatan bersih desa yang akan dilaksanakan. Total anggaran yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp 750 juta.
Baca Juga : Maulidah Dian Tri Sakti, Dari Budak Korporat hingga Pengusaha Sukses di Dunia Donat Frozen
Menurut Kepala Disparbud Kabupaten Malang
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Purwoto, menjelaskan bahwa pemberian bantuan ini bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan seni, tradisi, serta budaya lokal. Ia berharap bantuan ini dapat mendorong desa-desa lain untuk turut serta mengadakan kegiatan bersih desa. Meskipun anggaran yang diberikan hanya Rp 5 juta per kegiatan, diharapkan hal ini bisa membantu masyarakat dalam pelaksanaannya.
Selain itu, dalam pelaksanaan bersih desa, sering kali dilakukan pawai encek-encek, yaitu arak-arakan tumpeng kecil yang ditempatkan dalam wadah dari pelepah pisang. Tumpeng ini merupakan simbol rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang telah diberikan. Setelah didoakan, tumpeng tersebut dinikmati bersama oleh masyarakat. Tak hanya itu, rangkaian bersih desa juga sering dimeriahkan dengan karnaval atau pentas seni yang melibatkan warga setempat.
Lebih lanjut, Purwoto menambahkan bahwa hingga minggu ketiga Agustus, seluruh anggaran sudah terserap dan penyaluran bantuan hampir selesai. Meski demikian, masih ada beberapa desa yang baru akan melaksanakan kegiatan bersih desa pada bulan September mendatang.
Sementara itu, Kepala Desa Sukoanyar, Sersan Mayor (Purn) Santosa, menyatakan bahwa bantuan ini sangat membantu dalam pelaksanaan bersih desa di desanya. Desa Sukoanyar tidak memungut iuran dari warga, melainkan mengandalkan bantuan dari para dermawan dan tokoh masyarakat. Bantuan tersebut diberikan dengan sukarela.
Selain itu, Santosa juga menyebutkan bahwa untuk acara wayang kulit, terdapat donatur yang bersedia memberikan sumbangan. Warga setempat juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan bersih desa, seperti dalam acara pengajian, di mana penceramahnya berasal dari masyarakat setempat.
Baca Juga :Pengesahan RUU Pilkada Batal, Pilkada 2024 Mengacu pada Putusan MK