Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Peristiwa

Penutupan Celah di Jembatan Soekarno-Hatta Kota Malang, Langkah Pemprov Jatim Cegah Kecelakaan

44
×

Penutupan Celah di Jembatan Soekarno-Hatta Kota Malang, Langkah Pemprov Jatim Cegah Kecelakaan

Share this article
Penutupan Celah Soehat Malang
Example 468x60

Celah selebar dua meter yang terletak di ujung Jembatan Soekarno-Hatta (Soehat) Kota Malang, tepatnya berhadapan dengan gedung Universitas Brawijaya (UB), akhirnya ditutup oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penutupan ini dilakukan setelah sejumlah insiden kecelakaan yang terjadi di area tersebut. Pada tanggal 25 September 2024, celah yang sebelumnya terbuka itu mulai ditembok menggunakan susunan batu dan campuran semen serta pasir.

Sebelum penutupan, area ini tidak memiliki penghalang, khususnya pada jalur dari arah Jalan Mayjen Haryono menuju jembatan Soehat. Ketiadaan pembatas di ujung jembatan ini membuat sejumlah pengendara motor sering kali tidak dapat mengendalikan kendaraannya saat berbelok. Akibatnya, beberapa di antaranya terperosok ke bawah jembatan. Berdasarkan catatan, sejak 2021, rata-rata ada satu insiden kecelakaan setiap tahunnya di celah tersebut.

Juragan Kost

Baca Juga :

Progres Terbaru Renovasi Stadion Kanjuruhan Malang, Hampir Rampung

Menurut Iptu Isrofi, Kanit Gakkum Satlantas Polresta Malang Kota, kecelakaan ini umumnya terjadi karena pengendara motor melaju dengan kecepatan tinggi dan gagal menguasai kendaraan saat berbelok. “Rata-rata kecelakaan tunggal karena kelepasan saat belok,” jelas Isrofi. Kejadian terbaru terjadi pada 12 September 2024, di mana seorang pengendara perempuan terperosok di celah tersebut. Beruntung, pengendara tersebut selamat. Namun, insiden ini memicu perhatian masyarakat yang semakin menyoroti celah berbahaya tersebut.

Menanggapi hal ini, Koordinator Penanganan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Timur, Ari Susanto, menyatakan bahwa keputusan untuk membangun tembok di celah tersebut diambil sebagai tindakan preventif. Tujuannya adalah untuk mencegah kejadian serupa terulang. “Tembok penahan itu dibangun agar tidak ada lagi kecelakaan yang terjadi di lokasi ini,” ungkap Ari.

Namun, Ari juga menekankan bahwa penanganan fisik seperti membangun tembok bukan satu-satunya solusi. Kesadaran masyarakat dalam berkendara, khususnya dalam mengatur kecepatan saat berbelok, juga sangat penting. Ia berharap agar para pengendara lebih berhati-hati saat melintas di area tersebut dan menjaga keselamatan dengan lebih baik.

Baca Juga :

Pencarian Lansia Hanyut di Kepanjen, Basarnas Kerahkan Ekskavator

Example 120x600