Tim SAR terus berusaha mencari seorang lansia yang dilaporkan hanyut di aliran sungai Dusun Sembojo, Desa Sukoraharjo, Kepanjen, Kabupaten Malang. Hingga Kamis (26/9/2024), pencarian korban belum membuahkan hasil. Untuk memperlancar proses pencarian, Basarnas menerjunkan ekskavator guna membersihkan sampah yang menghambat aliran sungai.
Komandan Operasi SAR Basarnas Surabaya, Bayu Prasetyo, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada tanda-tanda korban ditemukan. “Pencarian masih nihil, belum ada bukti apapun,” ungkapnya saat ditemui di lokasi pencarian, Kamis (26/9/2024). Upaya pencarian pada hari ketiga ini melibatkan berbagai peralatan dan tenaga tambahan untuk mempercepat proses evakuasi.
Korban yang bernama Achmad Tamiri (79), warga Dusun Sembojo, dilaporkan hanyut pada Selasa (24/9/2024) sore sekitar pukul 15.20 WIB. Berdasarkan kronologi kejadian, korban pergi ke dam dekat rumahnya untuk mencari kayu bakar dan membersihkan sampah. Namun, mendadak debit air sungai naik akibat banjir, dan korban tidak sempat menyelamatkan diri.
Baca Juga :
Kecelakaan di Pakisaji, Dua Truk Tabrakan Rusak Warung Kopi dan Pagar Makam
Seorang saksi mata sempat mencoba memperingatkan korban, namun peringatan tersebut tidak terdengar. Korban sempat terlihat berusaha berpegangan pada sesuatu untuk bertahan, namun akhirnya hanyut terbawa arus deras. Para saksi melihat korban terseret arus sejauh 500 meter, tetapi tidak ada yang mampu menolong karena kondisi aliran sungai yang sangat deras.
Pada hari ketiga pencarian, Basarnas membentuk tiga tim SRU (Search and Rescue Unit) untuk melakukan penyisiran. SRU pertama difokuskan pada area sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, sementara dua SRU lainnya bertugas menyisir hingga radius 2 kilometer dari Tempat Kejadian Musibah (TKM). Pompa alkon juga dikerahkan untuk membantu membersihkan sampah yang diduga menghambat korban.
Bayu menambahkan bahwa di lokasi kejadian banyak ditemukan sampah, termasuk ranting bambu yang dapat menghambat pencarian. “Kami menggunakan ekskavator dan pompa alkon untuk membersihkan sampah, agar korban dapat ditemukan bila tersangkut di bawah air,” ujarnya.
Meski debit air sempat meningkat pada hari kedua pencarian, hingga Kamis malam, korban masih belum ditemukan. Peningkatan debit air ini memungkinkan korban hanyut lebih jauh atau tersangkut di tumpukan sampah yang terbawa arus. Basarnas juga melibatkan 60 personel gabungan dalam operasi ini, namun hasilnya masih nihil.
Baca Juga :