Meifta Eti Winindar, SST, MM, selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Malang, menjelaskan pentingnya pembinaan ini sebagai persiapan awal bagi calon jamaah haji. Ia menegaskan bahwa deteksi dini terhadap potensi masalah kesehatan menjadi prioritas untuk memastikan kondisi jamaah sebelum keberangkatan. Menurutnya, pemeriksaan dan pengobatan dini dapat membantu jamaah menjaga kesehatan fisik serta mental selama menjalankan ibadah haji. Kegiatan ini juga menjadi forum untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan terkait pentingnya kesiapan kesehatan jamaah sebelum berangkat ke Mekkah.
Pemeriksaan Kesehatan Fisik dan Mental
Pembinaan yang diadakan mencakup pemeriksaan kesehatan secara komprehensif, termasuk cek laboratorium yang dilakukan secara berkala. Proses ini bertujuan untuk memantau kesehatan fisik dan mental calon jamaah agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Beberapa penyakit, seperti gagal ginjal dan diabetes yang tidak terkontrol, dapat menjadi penghalang keberangkatan, sehingga calon jamaah dengan kondisi tersebut akan menjalani pengobatan lebih intensif. Meifta menambahkan, pemeriksaan ini akan dilakukan secara rutin setiap bulan hingga waktu keberangkatan, memastikan jamaah dalam kondisi optimal saat memasuki masa ibadah haji.
Baca Juga : Pengendara Matic Tewas Usai Salip Truk Pengangkut Tebu di Malang
Kesiapan Hingga Hari Keberangkatan
Dinkes Kota Malang bertanggung jawab atas kesehatan jamaah hingga keberangkatan menuju embarkasi di Surabaya, di mana selanjutnya kesehatan jamaah akan ditangani oleh Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Meifta berharap, dengan adanya pemeriksaan dan kontrol kesehatan ini, calon jamaah dapat berangkat dengan kondisi fisik dan mental yang sehat. Kegiatan ini telah menjadi agenda rutin Dinkes Kota Malang setiap tahun sebagai bagian dari usaha mereka dalam memastikan kesehatan jamaah. Pembinaan rutin ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi kelancaran ibadah haji para jamaah.
Baca Juga : Tiga Aset Terpidana Korupsi di Malang Disita, Kerugian Negara Capai Rp 2,6 Miliar
