Sumber air di Dusun Sengkaring, Desa Tulungrejo, Kecamatan Donomulyo, Malang, mengalami kekeringan meskipun wilayah ini telah diguyur hujan beberapa kali. Kondisi ini membuat warga setempat kesulitan mendapatkan pasokan air bersih yang sebelumnya mengalir dari sumber tersebut.
Pada 14 Oktober 2024, tim dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Kabupaten Malang melakukan peninjauan langsung ke lokasi untuk mencari solusi. Kepala DPUSDA Farid Habibah menyatakan bahwa timnya masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kekeringan tersebut.
Penyebab Kekeringan Masih Diselidiki
Habibah mengungkapkan, investigasi saat ini memerlukan pendalaman lebih lanjut karena ada beberapa lubang di sekitar sumber yang belum teridentifikasi kedalamannya. Salah satu lubang yang sudah diukur mencapai lebih dari 10 meter, namun lubang-lubang lainnya masih harus dipelajari.
Untuk memahami pola aliran air di bawah tanah, DPUSDA bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Kementerian PUPR, serta tim relawan dari Sahabat Alam Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (Impala). “Kami memerlukan geolistrik untuk mengetahui aliran listrik dan pola akuifer di bawah tanah,” jelas Farid Habibah.
Baca Juga : Struktur Jembatan Penghubung Mayjen Sungkono-Kyai Parseh Kota Malang Hampir Rampung
Dua Kemungkinan Penyebab Kekeringan
Farid Habibah menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan penyebab kekeringan di Sumber Sengkaring. Pertama, perubahan pada Catchment Area Treatment (CAT) atau area tangkapan air di hulu yang memengaruhi aliran air ke bawah tanah. Hal ini menyebabkan air tidak bisa naik dan mengalir ke sawah-sawah penduduk.
Kemungkinan kedua adalah adanya perubahan kontur atau patahan di sepanjang aliran bawah tanah. Perubahan ini bisa memengaruhi aliran air sehingga tidak bisa naik ke permukaan. “Perubahan tekanan walaupun kecil, bisa jadi memengaruhi arah aliran air,” tambahnya. Namun, penyebab ini belum bisa dipastikan hingga investigasi selesai.
Dampak Kekeringan Terhadap Warga dan Pertanian
Akibat kekeringan ini, sekitar 245 hektare sawah padi di Desa Tulungrejo tidak bisa lagi diairi, sehingga proses produksi pertanian terhenti. Warga berharap segera turun hujan agar tanaman yang masih bertahan bisa teraliri air kembali. “Harapannya ya segera turun hujan,” ujar Farid Habibah.
Selain itu, kekeringan ini juga berdampak langsung pada kebutuhan air bersih 857 Kepala Keluarga (KK) di wilayah tersebut. Pemerintah setempat telah mengirimkan dua pikap untuk mengangkut galon air, dengan tambahan bantuan dari truk tangki berkapasitas 5.000 liter dari BPBD Kabupaten Malang.
Baca Juga : Realisasi Pajak Parkir di Kota Malang Lampaui Target hingga 246 Persen















